Thursday, October 21, 2010

Indahnya Qiyamul Lail

Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam
adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia , yang disyari’atkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila
seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak
keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup
melakukannya.



Andaikan kita semua tahu keutamaan dan keindahannya, tentu kita semua akan
berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?

Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah
ini. Di antaranya adalah sebagai berikut :

Pertama : Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah
dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya : “Dan pada sebagian malam hari,
sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’ [17] :79)



Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor
menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur.
Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi
ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah
yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah
tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan
Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail
(sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni
surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil
mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu
(di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah).” (Adz-Dzariyat [51] : 15-18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin
Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR
Muslim No. 2478 dan 2479).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah
engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia
meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).

Ketiga : Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari
gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih
jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di
pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk
beramal sholeh.

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa
mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah
dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun
‘alaih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian
dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya
ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang
panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan
menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul.
Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila
ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan
segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di
malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal
shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu
wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu
bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa
hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya. Hal itu sebagaimana yang
disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa
setiap malam.” (HR Muslim No. 757).



Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb
kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia
berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR
Bukhari 3/25-26).



Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku,
niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku
pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan
mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu
Katsir 3/54)

Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail disebutkan dalam
sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga
terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam
sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara
pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai
menjelang fajar menyingsing.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang
yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?”
Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman,
maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya,
itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai.
Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.” Al-Imam
Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga
perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.” Al-Imam
Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah
melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya:
“Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku
apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat
dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu
malam.”(Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)

Saudaraku yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail.
Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah
diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi
siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk
diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara
istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.

Wajah Dunia Global di Era Pembai'atan Imam Mahdi

Assalamu'alaikum wR wB

dari Ustaz Abu Fatiha Al-Adnaniy.

Banyak orang memiliki persepsi yang keliru tentang kemunculan Imam Mahdi
dan zaman yang akan dilewati olehnya. Mereka menduga bahwa ketika Imam
Mahdi datang, maka dalam sekejab dunia akan berubah menjadi aman, adil,
makmur dan penuh kesejahteraan. Mereka menyangka bahwa dengan kemunculan
Imam Mahdi maka, dalam waktu singkat musuh akan ditumbangkan,
kedzaliman akan dihilangkan dan ketidakadilan akan lenyap tanpa sisa.
Meski pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, namun implikasi dari
keyakinan di atas akan membuat banyak orang banyak mengidam-idamkan
kedatangan Al-Mahdi tanpa berfikir sama sekali resiko dari harapannya.
Sebab, kemunculan dan masa-masa awal pemerintahan Al-Mahdi justru akan
dipenuhi dengan beragam fitnah dan huru-hara yang membuat banyak manusia
lari menjauhi dan memusuhi Al-Mahdi. Beratnya kebanyakan umat Islam
untuk meninggalkan ideologi demokrasi, nasionalisme, kepartaian dan
fanatisme golongan inilah yang membuat kebanyakan mereka berat untuk
menerima Al-Mahdi. Sebab, kedatangan Al-Mahdi dan kelompoknya akan
membersihkan semua berhala itu dan menggantinya dengan panji-panji
tauhid. Sikap tegas tanpa kompromi dalam menerapkan syari’at Islam
inilah yang mengundang seluruh kekuatan kufur dunia bersatu-padu untuk
menghadang Imam Mahdi dan kelompoknya.
Dengan demikian, bisa
dipastikan bahwa masa-masa pra, era dan pasca pembai’atan Al-Mahdi
akan dipenuhi dengan perkara-perkara yang amat tidak disukai oleh
manusia. Setidaknya, inilah berbagai kondisi yang akan mengelilingi
masa-masa Al-Mahdi.

A. Pembantaian dan Pembunuhan Massal
Terhadap Umat Islam

Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa Rasulullah saw bersabda,

Nyaris tiba saatnya banyak
umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang makan yang
memperebutkan hidangannya. Maka, ada seseorang bertanya : "Apakah karena
sedikitnya kami pada hari itu?" Beliau menjawab : "Justru jumlah kalian
banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah
akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan
menimpakan kepada kalian penyakit wahn." Seseorang bertanya: "Apakah
wahn itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Cinta dunia dan takut
mati. " ( HR. Ahmad : 21891 dan Abu Daud : 4297)

Inilah
zaman yang dikatakan oleh Rasulullah saw. sebagai puncak kedzaliman dan
kecurangan. Para penegak hukum Allah dituding sebagai teroris yang
menjadi biang keladi kerusakan dunia, ideologi mereka dituduh sebagai
ideologi Iblis dan nabi mereka difitnah dengan keji. Kaum muslimin
dikepung dari seluruh dunia, mereka yang istiqamah menjalankan
syari’at bagai memegang bara; sangat panas dan hampir-hampir tak mampu
untuk menggenggamnya. Dunia terasa sempit bagi setiap mukmin, tidak ada
tempat berlari atau wilayah aman untuk tegaknya hukum hukum Allah.
Al-Mahdi
yang dijanjikan akan muncul di saat fitnah benar-benar tidak ada jalan
keluar, saat kaum muslimin telah mengerahkan seluruh kemampuan dan
tenaga mereka untuk menegakkan seruan-Nya, namun kebengisan musuh dan
makar mereka semakin menggila. Di saat manusia dilanda perselisihan dan
pertikaian, Al Mahdi akan datang untuk memerangi kedzaliman, menaklukkan
seluruh dunia, hingga benar benar hanya Allah yang disembah. Demi
Allah, andaikan umur dunia tinggal satu hari, niscaya Allah akan
panjangkan hingga Ia membangkitkan seorang lelaki dari keluargaku.
Namanya sama dengan namaku, nama bapaknya juga sama dengan nama bapakku
dan ia menebarkan kedamaian di bumi. (HR.
Tirmidzi)

B. Kehancuran Ideologi Demokrasi Sekuler
Liberal

( Lihat penjelasan detil
masalah ini dalam tulisan kami sebelumnya: Menanti Kehancuran Amerika
dan Eropa, Granada Mediatama )

Sebagaimana penjelasan yang
dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwa kemunculan
khilafah rasyidah akan terjadi setelah lewatnya periode mulkan jabbar
(raja-raja diktator).
Isyarat dalam nubuwat tersebut adalah
bahwa ideologi yang muncul menggantikan ideologi diktator justru semakin
mendekatkan kita dengan masa kemunculan Al-Mahdi. Dalam hal ini,
fenomena tumbangnya rezim diktator di beberapa negara (khususnya
negara-negara berpenduduk muslim) merupakan indikasi kuat bahwa Allah
benar-benar akan mengangkat periode itu dari umat Islam. Maka,
keberadaan ideologi demokrasi yang menggeser rezim diktator (mulkan
jabbar) hanyalah fase antara, sebuah jeda yang mengawali kemunculan
fase terakhir, yaitu khilafah rasyidah menurut manhaj nubuwah dimana
Al-Mahdi sebagai khalifahnya.
Sebenarnya keberadaan ideologi sekuler
yang melahirkan demokrasi liberal telah memunculkan kediktatoran gaya
baru yang berlindung di balik baju demokrasi. Para diktator itu juga
banyak berlindung di balik HAM. Hal ini bisa kisa saksikan ketika sebuah
masyarakat (negara) dengan suara mayoritas menghendaki tegaknya hukum
Islam, maka para diktator (barat) itu dengan berbagai dalih berupaya
untuk menggagalkan yang mereka inginkan. Sebaliknya, jika dengan
demokrasi dan produk turunannya (pemilu) mereka mendapatkan kemenangan
(atau sesuai dengan apa yang mereka inginkan), maka dengan mati-matian
pula mereka akan membelanya.
Keadaan ini boleh jadi akan terus
berlangsung hingga akhirnya masyarakat dunia mengetahui bahwa apa yang
selama ini berlangsung bukanlah hakikat dari demokrasi yang banyak
mereka pahami, melainkan demokrasi liberal yang diinginkan oleh barat.
Demokrasi ini adalah sebuah ideologi yang diproduksi untuk membela dan
melindungi kepentingan barat, bukan untuk kepentingan manusia seluruh
dunia. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka dengan sendirinya
kepercayaan masyarakat dunia hilang hingga akhirnya demokrasi akan
ditinggalkan. Dan nampaknya inilah fenomena yang banyak kita saksikan
terjadi pada negara-negara yang tengah mempraktikkan demokrasi liberal.
Jika
periode zaman diktator telah berakhir dengan kemunculan demokrasi
sekuler liberal, lalu ideologi ini juga dengan sendirinya runtuh dengan
berbagai sebab yang telah kita bicarakan di atas, maka konsekwensi yang
akan muncul adalah kembalinya khilafah rasyidah adalah sebuah kepastian,
tidak mungkin tidak. Karena Imam Mahdi adalah seorang pemimpin muslim
yang akan mempraktikkan hukum Islam secara total dalam kepemimpinannya,
maka dengan sendirinya ideologi sekuler dan praktik demokrasi akan
dibersihkan dari wilayah kekuasaannya, dan itu akan terjadi pada seluruh
dunia. Dengan demikian, Imam Mahdi pasti akan menghancurkan sistem ini
juga sistem-sistem kufur lainnya.

C. Kehancuran
Ekonomi Kapitalis Ribawiyah dan Semua Institusinya

Kondisi
lain yang juga mengiringi keluarnya Al-Mahdi adalah dimulainya fase
kehancuran ekonomi barat yang bercorak kapitalis, dimana sistem ekonomi
ribawiah merupakan salah satu pilar penting bagi tegaknya sistem ekonomi
ini.
Indikasi yang paling riil adalah problematika ekonomi, sosial
dan politik dalam negeri Amerika yang sedang menuju status sekarat.

Hubungannya
dengan kemunculan Al-Mahdi adalah bahwa fase kehancuran ekonomi
kapitalis ribawiyah ini akan mengawali kehancuran dunia secara umum.
Dapat kita bayangkan jika akhirnya masyarakat seluruh dunia harus
kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok karena tidak beroperasinya
kembali pabrik-pabrik yang memproduksi seluruh kebutuhan mereka
(disebabkan runtuhnya pondasi ekonomi mereka), maka jalan menuju
kemiskinan dan kehancuran total telah terbentang di depan mata. Kondisi
ini memiliki hubungan erat dengan masa-masa sulit yang akan dihadapi
oleh manusia sebelum kemunculan Dajjal.

D. Kehancuran
Mata Uang Kertas dan Kembalinya era Dinar dan Dirham

Semakin
menambah runyam dan carut-marutnya kondisi manusia saat itu adalah
dimulainya masa kehancuran mata uang kertas dan kembalinya manusia
kepada mata uang yang sesungguhnya, yaitu dinar dan dirham (emas dan
perak).
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nilai dan harga sebuah
mata uang tergantung dengan kredibilitas dan kekuasaan yang dimiliki
oleh kepemimpinan sebuah negara. Ketika sebuah rezim ditumbangkan, lalu
rezim penggantinya menyatakan tidak diberlakukannya mata uang kertas
rezim sebelumnya, maka dengan sendirinya mata uang kertas tersebut tidak
berlaku. Demikian pula yang kelak akan terjadi pada Amerika dan
negara-negara Eropa pada umumnya, ketika perekonomian mereka hancur
dihantam gelombang tsunami moneter dan krisis kepemimpinan yang membuat
satu sama lainnya saling berperang untuk berebut kekuasaan. Faktor lain
yang juga mengambil peran cukup besar adalah kehancuran negeri tersebut
karena faktor-faktor alam berupa bencana alam dalam skala yang sangat
besar.

E. Kembalinya manusia ke Zaman Unta

Hal
lain yang juga menggambarkan betapa mengerikannya huru-hara dan bencana
yang akan menimpa manusia adalah ketika mereka kelak akan kembali ke
zaman unta; zaman batu yang jauh dari teknologi modern. Analisa tentang
kembalinya manusia ke zaman unta telah banyak dipaparkan oleh para
penulis tentang akhir zaman dengan sudut pandang yang berbeda. Dasar
yang menjadi pijakan asumsi di atas adalah hadits Rasulullah saw tentang
perang Malhamatul Kubra antara pasukan Al-Mahdi dan asukan Romawi
(Amerika dan Eropa) yang sudah tidak lagi menggunakan teknologi modern.

F.
Kehancuran Ekonomi Dunia di Masa Tiga Tahun Kekeringan

Dengan
hancurnya pusat ekonomi dunia, maka secara otomatis dan sistematis akan
berimplikasi pada roda ekonomi seluruh dunia. Salah satu logika
sederhana dalam kasus ini adalah beredarnya mata uang kertas (mata uang
palsu) yang kemudian tidak lagi berfungsi sebagai alat pembayaran akibat
hancurnya negara yang mengeluarkan mata uang tersebut.
Dengan
kehancuran dollar, maka implikasinya juga akan merembet kepada mata
uang-mata uang negara lainnya. Dengan demikian, setiap orang (di negara
manapun) yang saat itu masih memegang mata uang kertas tak ubahnya
seperti anak-anak yang bermain dengan mata uang kertas mainan, yang tak
laku untuk digunakan sebagai alat pembayaran atas barang atau jasa riil
yang diinginkannya. Dalam kondisi seperti itu, pemenuhan kebutuhan
manusia hanya akan terjadi dengan cara jual beli yang paling adil;
barter! Atau dengan menggunakan mata uang yang memiliki nilai intristik
yang adil; emas dan perak!.
Dalam kondisi yang benar-benar membuat
setiap orang mengalami depresi berat dan stress yang memuncak, saat
itulah masa-masa sulit yang terjadi karena suasana alam yang tidak
bersabahat akan dimulai. Peristiwa kemarau panjang dan kekeringan
ekstrim selama tiga tahun yang berimbas pada langkanya bahan pangan akan
terjadi pada detik-detik menjelang keluarnya Dajjal, yang berarti
merupakan kondisi dimana Al-Mahdi baru muncul dan mendeklarasikan
kedaulatannya.

G. Pembunuhan dan Peperangan demi
mempertahankan hidup

Panjangnya masa kehancuran dan
kerusakan ekonomi yang merata di setiap negeri, terjadinya instabilitas
keamanan, tidak berfungsinya alat-alat negara (para polisi dan aparat)
karena mereka sudah tidak lagi mendapatkan gaji dari pemerintah pusat,
berhentinya mesin-mesin produksi dan pabrik-pabrik makanan dan minuman,
tidak berfungsinya kantor-kantor pemerintahan dan pelayanan masyarakat,
rusaknya teknologi tranportasi dan komunikasi dan beragam pemandangan
mengerikan lainnya, akan melahirkan satu kengerian baru; berpacunya
manusia untuk mempertahankan hidup dengan cara-cara kalap; membunuh dan
merampas serta cara-cara brutal lainnya. Orang-orang yang kuat akan
memangsa yang lemah dan hukum rimba akan mewarnai setiap kehidupan.

"Sungguh,
menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj. " Para sahabat bertanya
: "Apakah harj itu ?" Beliau bersabda : "Pembunuhan." Mereka bertanya :
"Apakah lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya
kita dalam satu tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?"
Beliau bersabda : "Bukan pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu,
tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya. "
Mereka bertanya : "Apakah pada masa itu kami masih berakal?"Beliau
bersabda .-"Akal kebanyakan manusia zaman itu dicabut, kemudian mereka
dipimpin oleh orang-orang yang tak berakal, ke¬banyakan manusia
menyangka para pemimpin itu mempunyai pegangan, padahal sama sekali
tidak demikian. ( HR. Ahmad dan Ibnu Majah.
Hadits shahih )

Wallahu a’lam bish shawab,
barangkali saat itulah masa yang dijanjikan Rasulullah saw akan terjadi.
Para pemimpin mereka sudah tidak lagi memiliki akal. Perang antar
kelompok, aksi saling bunuh dan rampas bukan lagi berdasar pada agama,
bahkan akal sehat sekalipun. Apa yang mereka lakukan berangkat dari
kondisi mengerikan yang menyebabkan mereka sudah tidak lagi mampu
berfikir normal. Tindakan mereka benar-benar kalap, penuh nafsu, tidak
rasional, dan akal manusia saat itu sudah benar-benar dicabut saking
tidak sanggupnya melihat kondisi yang sama sekali tidak pernah mereka
bayangkan.

Wallahu a'lam bish shawab