Monday, August 31, 2009

Waktu Satu Detik Dalam Usia Anda

Assalamualaikum wR wB

Kontribusi dari Abu Fatimah

Coba Anda pikir-pikir, sesungguhnya banyak sekali jalan untuk mengerjakan amal kebajikan tanpa memerlukan usaha yang berat. Amal kebajikan itu dapat Anda kerjakan saat berjalan dengan kedua kaki Anda, mengendarai kendaraan, sedang berdiri atau duduk.

Dalam waktu satu menit, sebenarnya Anda dapat membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 15 kali. Rasulullah bersabda,
"Demi Dzat yang menguasai diriku, sesungguhnya nilai surat Al-Ikhlas serupa dengan sepertiga Al-Qur'an." (HR. Bukhari)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca surat Fatihah sebanyak lima kali. Rasulullah pernah berkata kepada Ibnu Ma'ali,
"Aku hendak mengajarimu sebuah surat yang nilainya lebih utama di antara surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an." Kemudian beliau melanjutkan, "(Yaitu) bacalah 'alhamdulillahi rabbi alamîn', yaitu surat Al-Fatihah, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadaku." (HR. Bukhari)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat "subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-azhîm" sebanyak 50 kali. Rasulullah pernah bersabda,
"Dua kalimat yang ringan di lisan dan berat di timbangan, dan dua-duanya disenangi oleh Allah, yaitu kalimat 'subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-azhîm'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat "subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimâtihi" sebanyak 10 kali.

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca shalawat atas Nabi sebanyak 20 kali, di mana bacaan itu sama halnya Anda membaca shalawat atas Nabi sebanyak 200 kali.
Dalam waktu satu menit, Anda bisa memohon ampunan kepada Allah lebih dari 70 kali.
Memohon ampun kepada Allah dapat menyebabkan terhapusnya dosa, masuk surga, menghilangkan malapetaka, memudahkan segala urusan, mendapat karunia baik berupa harta maupun anak-anak.

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat "lâ ilâha illa Allah wahdahu la syarîkalah lahu al-mulk wa lahu al-hamd wa huwa ala kulli syai qadir" sebanyak 20 kali. Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang membaca kalimat 'lâ ilâh illa Allah wahdahu la syarîkalah lahu al-mulk wa lahu al-hamd wa huwa ala kulli syai qadir' sebanyak 10 kali, maka dia seperti seseorang yang telah memerdekakan empat jiwa dari seorang anak seperti Nabi Ismail." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat "la haula wa la quwata illa billahi" sebanyak 40 kali. Diriwayatkan dari Abu Musa, bahwa Rasulullah pernah bersabda kepadanya,
"Tidakkah kamu ingin aku beritahukan tentang harta simpanan di antara harta simpanan yang terdapat di surga?" Abu Musa menjawab, "Baiklah, wahai Rasulullah." Kemudian Rasulullah bersabda, "Bacalah kalimat 'la haula wa la quwwata illa billahi'." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam waktu satu menit, Anda bisa membaca kalimat "subhanallah wa bihamdihi" sebanyak 100 kali. Rasulullah bersabda,
"Barang siapa yang membaca kalimat 'subhanallah wa bihamdihi' sebanyak 100 kali dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dilebur, walaupun dosa-dosanya seperti buih air laut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, dalam waktu satu menit pula, sebenarnya Anda bisa mencegah kemungkaran dengan hikmah dan tutur kata yang baik. Atau menganjurkan berbuat kebajikan, mementingkan arti sebuah nasehat untuk sahabat, turut berbelasungkawa atas seseorang yang ditimpa musibah, menyingkirkan benda yang menghalang-halangi jalan umum...Semua ini termasuk jenis amal kebajikan.

Dalam waktu satu menit, bisa jadi Anda dapat menggapai ridha Allah. Maka Allah akan mengampuni dosa-dosa Anda, dan waktu satu menit itu merupakan bekal Anda saat hari kiamat tiba.
Dalam kitab al-Durar, sebuah kitab yang ditulis untuk menasehati anaknya, terutama dalam bab Melembutkan Hati; Upaya Menasehati Anak, Ibnu al-Jauzi berkata, "Ketahuilah wahai anakku, sesungguhnya hari mencakup jam, dan setiap jam mencakup hembusan nafas, dan setiap hembusan nafas adalah bekal. Maka dari itu, hati-hatilah jangan sampai saat menghembuskan nafas tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat. Maka pada hari kiamat kamu akan menyaksikan dirimu hanya sebuah tempat yang kosong dan kamu akan menyesal."
"Coba kamu perhatikan setiap waktu yang kamu lewati, apa saja yang telah kamu kerjakan. Jangan kamu menyia-nyiakan waktumu kecuali sebisa mungkin kamu berusaha berbuat kebajikan. Jangan biarkan dirimu tidak melakukan pekerjaan apa pun. Dan hendaklah kamu membiasakan diri beramal kebajikan dan terus-menerus memperbaikinya. Semoga saja amal kebajikan itu menjadi simpanan amalmu saat di kubur dan akan membahagiakanmu saat hari kiamat tiba."

Program Sederhana Ramadhan Ala Syekh Abdullah Azzam

Assalamualaikum wR wB

Disadur dari Al-Rahmah.com


*Syekhul Mujahid, Syekh Abdullah Azzam dalam bukunya At Tarbiyah Al Jihadiyah wal Bina, memberikan nasehat dan beberapa tips untuk mengisi bulan
Ramadhan agar lebih bermakna. Berikut penuturan Beliau.
*

*“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu)
beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam
perjalanan (lalu tidak berpuasa),maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang
dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat
menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.
Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itu
lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” *( QS.Al Baqarah : 183-184)

Puasa, sebagaimana firman Allah, telah ditentukan jumlah harinya. Bahkan
ditentukan jumlah hitungan jamnya. Bulan Ramadhan jumlah jamnya 720 jam,
atau 696 jam, dan di setiap menit dari bulan ini memiliki harga dan nilai.
Kaum Salaf dan para shahabat- Semoga ridho Allah atas mereka- selalu
menantikan hari-hari di bulan Ramadhan dari tahun ke tahun, sebagaimana
diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa para shahabat berkata, ketika datang
bulan Rajab; “Ya Allah, tolonglah kami agar dapat beribadah kepada-Mu di
bulan Rajab dan Sya’ban, dan ijinkan kami untuk bertemu Ramadhan.”

Karena Ramadhan adalah kesempatan tahunan untuk membersihkan jiwa, semangat
dan badan, maka pengaruhnya pada semangat manusia dan badan tidak sebesar
pada jiwa. Aktifitas ibadah dari jiwa banyak jumlahnya, dan sebanyak badan
menerima bagian penderitaan dalam menjalani ibadah ini, badan akan menerima
bagian dari cahaya.
Inilah mengapa jihad menjadi puncak tertinggi Islam, karena jihad paling
tinggi penderitaannya dan aktifitas ibadah yang paling sulit untuk
dilaksanakan. Balasannya paling besar, pengaruhnya bagi jiwa paling dalam
dan hasilnya dalam membangun jiwa dan meningkatkan tauhid sangat besar .

Oleh karena itu ada aktifitas-aktifitas ibadah yang berhubungan dengan harta
benda seseorang. Akan tetapi efek ibadah ini bagi jiwa lebih kecil dibanding
ibadah yang berhubungan/dilakukan dengan tubuh seseorang. Jadi, zakat
memiliki efek yang dalam pada jiwa, karena zakat membersihkan jiwa dari
sifat tamak. Seseorang tidak dapat sungguh-sungguh merasa simpati kepada
fakir miskin, jika tidak merasakan sendiri penderitaan mereka, hidup
sebagaimana mereka hidup dan merasakan kelaparan sebagaimana mereka
kelaparan. Jika anda merasa kelaparan , kemudian tubuh anda merasa menjadai
lebih kuat dan lebih mampu bertahan, maka pada saat itu, anda akan merasakan
kebahagiaan karena dapat mengorbankan sesuatu dan menyucikan diri anda dari
sifat tamak.

Demikian juga dengan jihad; Jihad dengan harta benda seseorang tidak
menyucikan jiwa seseorang sebesar jika jihad itu dilakukan langsung oleh
orang tersebut. Oleh karena itu, Islam tidak membebaskan beberapa shahabat
dari kewajiban jihad secara ikut terjun langsung ke medan jihad, tidak
perduli apapun posisinya dalam masyarakat, dan tidak perduli sebagus apapun
reputasinya, seperti dalam kasus Utsman. r.a.

Kaum Salaf- Semoga ridho Allah atas mereka- akan memperhitungkan Ramadhan
hingga hitungan menit. Mereka akan shalat di belakang Ubayy bin Ka’ab dan
Umar bin Khathab untuk shalat tarawih di belakangnya- dan mereka akan
membutuhkan tongkat untuk menopang tubuh mereka karena berdiri terlalu lama
dalam shalat, dan para shahabat akan berkata; “Kami khawatir akan
ketinggalan sahur karena shalat di belakang Ubayy dan kami khawatir waktu
fajar akan datang, yang menyebabkan kami ketinggalan Makanan yang berkah-
mereka menyebut sahur sebagai makanan yang berkah-jadi, biarlah putra-putri
kita sibuk mempersiapkan makanan ini.”

Diriwayatkan dari beberapa Tabi’in, dan yang datang setelah mereka, yang
berkaitan dengan shalat dan Al Qur’an, bahwa beberapa dari mereka
mengkhatamkan membaca Al Qur’an 60 kali di bulan Ramadhan dan ini khususnya
diriwayatkan berkaitan dengan Imam Asy Syafi’i ; beliau mengkhatamkan bacaan
Al Qur’an sekali di waktu siang dan sekali di waktu malam. Beberapa yang
lain mengkhatamkan bacaan Al Qur’an sekali dalam waktu sehari semalam, dan
yang lain khatam tiap tiga hari sekali, hingga memasuki sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan, dimana mereka akan ber-I’tikaf di masjid,
mengkhatamkan bacaan sekali sehari.

Untuk mengkhatamkan bacaan Al Qur’an sehari sekali adalah mudah,jika kita
meneguhkan niat untuk membaca Al Qur’an secara perlahan (tartil), akan
memakan waktu sekitar 24 jam, dan jika dibaca lebih cepat akan memakan waktu
sekitar 10 jam.

Menjadi mungkin bagi mereka yang hafal Al Qur’an untuk membaca satu juz
dalam 20 menit, sehingga memungkinkannya mengkhatam 30 juz dalam sepuluh
jam.Saya diberi tahu oleh Abu Al Hasan an Nadawi :”Saya telah melihat para
guru saya, dan beberapa diantara mereka tidak berbicara sama sekali selama
bulan Ramadhan. Mereka hanya terkait dengan aktifitas ibadah; baik shalat
maupun Al Qur’an. Jika seseorang mengajak berbicara mereka, mereka akan
menghitung kata-kata mereka dan memperhitungkannya dalam hitungan menit dan
detik.”

*Jadi, Ramadhan terdiri dari puasa dan shalat.*

Oleh karena itu, kaum Salaf, seperti Imam Malik akan ber-I’tikaf hingga
waktu mengajar, seraya berkata; “Sesungguhnya Ramadhan itu untuk shalat dan
membaca Al Qur’an.” Beberapa diantara mereka akan mengatakan; “Ramadhan itu
shalat, beramal shaleh/bersedekah dan membaca Al Qur’an.”

Di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup,
dan setan-setan dirantai. Ini sesuatu yang sungguh terjadi, sebagaimana
salah seorang teman saya yang dapat dipercaya melakukan kontak dengan
jin-yang kemudian disesalinya- memberi tahu saya; “ Ketika saya bertanya
kepada jin yang saya ingin mendengar beberapa berita, mereka (jin) berkata ;
“Kami tidak aktif di bulan Ramadhan.” Sebelumnya saya berpikir bahwa mereka
jin yang beriman, sehingga mereka shalat dan berpuasa dengan saya. Akan
tetapi setelah mendengar jawaban mereka saya sadar bahwa mereka setan/iblis
(jin kafir).

Kemudian, setelah melewati sebuah eksperimen, saya berketetapan bahwa mereka
adalah jin kafir ; Saya meminta dari mereka satu hari untuk menyembuhkan
kemenakan saya. Mereka mengatakan : “Dia (kemenakan saya) tidak dapat
disembuhkan kecuali dia melanggar larangan (Allah).”

Jadi, saya mengatakan kepada mereka : “Kalian sungguh-sungguh iblis.
Kalian dari jin kafir.”

Mereka berkata : “ Kami dari jin yang beriman.”

Saya berkata : “Mulai sekarang, kita tidak saling punya urusan lagi.”

Mereka berkata : “Kami akan mencelakaimu nanti.”

Saya berkata ;”Saya berani menantang kalian untuk mencoba melukai saya. Kita
akan bertemu tengah malam nanti di kuburan, tempat paling terpencil dan
menakutkan yang bisa saya pikirkan.” Sehingga ketika datang tengah malam,
saya berwudlu dan shalat dua rakaat, lalu pergi ke kuburan. Saya melakukan
hal ini tiga malam berturut-turut, tapi jin-jin itu bahkan tidak bisa
mendekati saya.”

Jadi, hal ini adalah sesuatu yang bersifat fisikal, bukan metaforik atau
kiasan. Setan-setan dirantai dan mereka tidak bisa bergerak bebas dan
menggoda manusia. Jin-jin besar atau pemimpin jin dirantai, sedang jin-jin
kecil dibolehkan berkeliaran.

Ramadhan adalah Ramadhan jihad, jadi, saya menasihati anda semua untuk tidak
meninggalkan satu haripun selama Ramadhan. Waktu itu saya berada di Qatar,
atau Emirates, dan saya diberitahu : “Saudara-saudara kita di Amerika
memanggil, menanyakan apakah anda bisa pergi ke sana dan menghabiskan
sepuluh hari terakhir Ramadhan bersama mereka.” Saya berkata : “Subhanallah
! Saya menghabiskan sepuluh hari terakhir Ramadhan dan meninggalkan
Jalalabad, Qandahar dan Kabul meletus? Satu jam di tempat-tempat tersebut
lebih baik dari pada berdiri shalat selama 60 tahun, dan kenapa saya pergi
dan memasuki Amerika, bahkan di bulan Ramadhan?” Karena itulah, selama kurun
waktu saya tinggal di sini, khususnya dalam lima tahun terakhir, saya
selalu senang menghabiskan setiap Ramadhan di luar Peshawar dan tidak
memasuki Peshawar kecuali ada keperluan mendesak. Saya akan menghabiskan
Ramadhan baik di Kamp Pelatihan di Sada, Jadji atau tempat lain, sehingga
akan tertulis bagi saya sebagai Ramadhan Ribat. Ramadhan di tanah ribat
adalah seribu kali lebih baik dari pada Ramadhan di tempat lain sebagaimana
Hadits Rasulullah saw :

*“Ribat sehari di jalan Allah adalah lebih baik dari pada seribu hari di
tempat lain, bahkan meskipun seseorang (yang tidak ribat) itu puasa di waktu
siang dan shalat sepanjang malam.” ( Diriwayatkan oleh Tirmizi dan An
Nasa’i).*

Jadi, saudara-saudara yang tinggal di Peshawar, Lengkapilah diri kalian
dengan program harian berikut:

Jangan terjaga hingga larut selama Ramadhan, karena Ramadhan adalah waktu
untuk shalat, puasa,dan memohon ampunan Allah di jam-jam di waktu pagi.
Berbuka puasalah di rumah anda dengan kurma atau air, atau di masjid dan
sediakanlah kurma dan air di masjid bagi mereka yang mungkin berbuka di sana
juga. Ada berita bahagia bagi mereka yang menyediakan makanan untuk orang
yang berbuka puasa:

* “Barang siapa menyediakan makanan bagi orang yang berbuka puasa, mereka
akan mendapat pahala yang sama dengan orang yang berpuasa,tanpa mengurangi
pahala orang yang berpuasa tersebut.”* Meskipun Cuma sebutir kurma. Jadi
berlomba-lombalah meraih pahala ini.

Saya sedang berada di Qatar dan beberapa orang dermawan yang senang beramal
shaleh berkata kepada saya : “Kami berharap bisa menyediakan makanan bagi
seribu mujahidin yang sedang berpuasa selama sebulan Ramadhan penuh. Berapa
yang diperlukan masing-masing mujahidin di bulan Ramadhan?” Saya berkata:
“Masing-masing memerlukan tiga riyal Qatar atau Dirham.” Seketika sebuak cek
ditulis dengan angka 90.000 Riyal Qatar sambil dikatakan : “Ini biaya makan
bagi seribu mujahidin di Jalalabad, dan saya minta anda bersiap-siap
membawanya.” Ketika uangnya tiba keesokan harinya, saya begitu terkejut
menerima telepon yang mengatakan kepada saya: “Uang untuk biaya makan dua
ribu mujahidin yang lain sedang dalam perjalanan. Belikan beras dan daging,
karena itu makanan terbaik.”

Laksanakan program ini, dan ini mudah: Berbuka puasalah di masjid, kemudian
shalat maghrib. Pulang ke rumah, makan sebanyak yang Allah inginkan untuk
dimakan, setelah itu membaca istighfar sambil menunggu waktu shalat isya’.
Setelah itu shalat isya’ dan tarawih di masjid, kemudian pulang ke rumah.
Makan sahur dan istimewakan saat tersebut. Sebagai tambahan, sahur adalah
makanan yang berkah. Waktu paling baik untuk membaca istighfar adalah pada
jam-jam pertama di awal pagi ( sebelum fajar).

Jadi, setelah makan sahur, segeralah berwudlu dan laksanakan beberapa rakaat
shalat tahajud, dan dekatkanlah diri anda kepada Allah Pemilik Kejayaan:
Allah menundukkan surga pada posisi terendah pada sepertiga malam terakhir,
bertanya: Barang siapa memanggil-Ku maka Aku menjawabnya, Barang siapa
meminta kepada-Ku maka Aku kabulkan, Barang siapa memohon ampun maka Aku
ampuni.”

Jadi,ambillah keuntungan dari waktu ini- jam-jam di awal pagi- dimana
jawaban permohonan pasti (dikabulkan Allah Ta’ala).

*“(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat,orang yang
menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum
fajar.”* ( QS. Ali Imron :17 )

*“ Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan pada akhir malam mereka
memohon ampunan (kepada Allah).”* ( QS. Adz Dzariyat : 17-18 )

Jadi, ketika waktu fajar tiba, pergilah ke masjid dan shalatlah di sana.
Cobalah, jika anda tidak memiliki pekerjaan, untuk tidak tidur di waktu
antara Fajar dan matahari terbit:

* “Bagiku duduk dengan sekelompok jamaah setelah shalat shubuh,mengingat
Allah- Yang Maha Kuasa dan Maha Agung-hingga matahari terbit lebih aku sukai
dari pada membebaskan empat budak dari anak keturunan Ismail…”.
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud).*

Setelah itu, beristirahatlah hingga tengah hari.Dari tengah hari hingga
waktu Asyar, penuhilah keperluan keluarga anda. Secara umum kurangilah
makan, minum dan memakan yang manis-manis, ingatlah bahwa anda dikelilingi
para janda, anak-anak yatim yang tidak bisa mendapatkan makanan. Bagilah
makanan yang manis, roti dan nasi anda untuk mereka.

Istri anda juga perlu membersihkan jiwanya dan ingin membaca Al Qur’an dan
beribadah. Tugas untuk mempersiapkan makanan telah memenuhi pikirannya
sebagai tugas esensial di bulan Ramadhan,memenuhi pikiran dari membaca
istighfar,membaca Al Qur’an dan beribadah. Jadi, jika anda shalat Asyar dan
tidak sibuk dengan kewajiban lain, I’tikaflah di masjid hingga matahari
terbenam dan mengkhusyukkan diri membaca Al Qur’an:…

*”Bagiku duduk bersama sekelompok orang setelah shalat Asyar, untuk
mengingat Allah- Yang Maha Kuasa dan Maha Agung- hingga matahari terbenam
lebih kucintai dari pada membebaskan empat budak dari keturunan Isma’il.”*

Jadi, ketika datang waktu maghrib, shalat maghrib dan pulanglah ke rumah.

Ini adalah sebuah program yang dapat diikuti oleh siapapun, sebagian besar
atau seluruhnya. Perhatikan hari-hari dalam bulan Ramadhan, khususnya
jam-jam selama bulan ini. Di bulan Ramadhan, tidak ada waktu untuk “
katanya”, “ kata si Anu”, atau nonton televisi, atau ngobrol bertetangga.
Jangan saling mengunjungi di malam hari selama bulan Ramadhan, karena ini
membuang-buang waktu yang penuh berkah. Ada masjid yang dapat anda gunakan
untuk bertemu atau bercakap-cakap setelah shalat tarawih atau ketika ada
saudara kita yang punya keperluan kepada kita. Tempat bertemu anda di masjid
dan tempat datang anda adalah masjid. Jangan penuhi pikiran orang lain
dengan kedatangan anda di rumah mereka pada malam hari di bulan Ramadhan….”

(arrahmah.com)

Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wR wB

Disadur dari Era Muslim

Bulan Ramadhan—seperti yang kita ketahui—merupakan bulan yang istimewa untuk umat Islam. Yang pertama dan terutama adalah karena di bulan inilah Al Quran pertama kali diturunkan, dan selanjutnya kitab ini menjadi pedoman hidup umat Islam sampai akhir zaman.

Tentu, kita sudah banyak sekali mendengar dan membaca banyak peristiwa penting terjadi di bulan ini. Banyaknya kejadian penting yang terjadi pada bulan Ramadhan menandakan bahwa bulan ini sama sekali bukan bulan yang santai, ataupun menjadikan umat Islam lemah secara fisik. Sebaliknya, kejadian-kejadian besar yang terjadi di bulan Ramadhan adalah kejadian-kejadian yang senantiasa menguji fisik, mental, ruhani, dan emosi kita. Berikut di bawah ini sebagian kejadian yang terjadi di bulan Ramadhan.

1. Ketika Rasululah SAW mendekati umur 40 tahun beliau selalu berpikir dan merenung serta berkeinginan kuat untuk mengasingkan diri (uzlah), akhirnya dengan mempersiapkan bekal makanan dan minuman beliau menuju goa Hiro yang terdapat pada gunung Rahmah sebagai tempat beruzlah yang berjarak dua mil dari kota Makkah. Uzlah ini dilakukan tiga tahun sebelum masa kerasulan selama satu bulan Ramadhan penuh. Tatkala datang Ramadhan pada tahun ketiga dari masa uzlah, bertepatan tanggal 10 Agustus 610 M dan usia beliau genap berumur 40 tahun Qomariyah lebih 6 bulan 21 hari turun kepada beliau Malaikat Jibril AS mewahyukan surat Al Alaq yang merupa-kan surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Inilah yang disebut cikal-bakal turunnya Al Quran di bulan Ramadhan

2. Perang Badar: 17 Ramadhan 2 AH - Adalah pertempuran pertama yang dilakukan kaum Muslim setelah mereka bermigrasi (hijrah) ke Madinah melawan kaum Quraisy dari Mekkah. Pertempuran berakhir dengan kemenangan pihak Muslim yang berkekuatan 313 orang melawan sekitar 1000 orang dari Mekkah.

3. Pembunuhan atas Ali bin Abi Thalib: 21 Ramadhan 40 H: Khulafaur Rasyidin keempat dan terakhir, dibunuh oleh seorang Khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam. Ia meninggal pada tanggal 23 Ramadhan tahun itu juga. Kematiannya menandai berakhirnya sistem kekhalifahan Islam, dan kemudian dimulai dengan sistem dinasti.

4. Rosulullah SAW keluar bersama 10 ribu pasukan perang dari kaum Muhajirin dan Anshor menuju Makkah untuk membebaskannya dari kemusrikan. Faktor keberangkatan beliau disebabkan penyerangan yang dilakukan kabilah Bani Bakar sekutu kaum Quraisy terhadap sekutu Rosulullah SAW kabilah Khuza'ah yang berarti pelanggaran terhadap perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati antara kaum Quraisy dengan Rosulullah SAW. Usaha ini berhasil dengan gemilang tanpa melalui peperangan. tatkala Fathul Makkah itu Rosulullah SAW berdiri dihadapan kaum musyrikin Makkah seraya berkata, " Menurut kalian apa akan saya lakukan sekarang ?" Mereka menjawab, " Kebaikan, karena engkau adalah saudara yang baik berasal dari keturunan baik, jika engkau memaafkan kesalahan maka itu harapan kami, akan tetapi jika engkau membalas dendam maka itu sangatlah wajar karena kami pernah berbuat jahat kepadamu. Akhirnya Rosulullah SAW bersabda, " Pergilah, sekarang kalian bebas, aku hanya ingin mengatakan apa yang pernah dikatakan saudaraku Yusuf ; tidak ada celaan bagi kalian, semoga Allah mengampuni kalian sesungguhnya Dia maha pengasih."

5. Penghancuran dan penguasaan kota 'Asqolan yang merupakan pintu masuk menuju kota Al Quds. Penghancuran dan penguasaan kota ini dilakukan oleh Sholahuddin Al Ayyubi sebagai strategi menahan laju kekuatan kaum salib (nasrani) yang akan merebut kota Quds. Pada hari penaklukannya Sholahuddin Al Ayyubi berkata, " Demi Allah sesungguhnya penghancuran benteng di 'Asqolan lebih aku sukai walaupun aku harus kehilangan seluruh anakku, karena penguasaan 'Askolan adalah demi kemaslahatan Islam dan kaum Muslimin." sekarang kota 'Asqolan dikenal dengan nama kota Asduud di Negara Palestina.

6. Pada bulan ini Sultan Murad II dari kekhalifahan Utsmaniyah mengadakan pengepungan kota Qostantiniyah dalam rangka menaklukan dan memasukannya dalam naungan Islam. Setelah sekian waktu peperangan berkecamuk dengan sangat dasyatnya dan beliau tidak mampu menaklukannya akhirnya beliau kembali kepusat pemerintahannya tampa membawa hasil yang dicita-citakan.

7. Atas perintah Khalifah fatimi panglima Jauhar Ash Shiqili meletakan pondasi pertama pendirian Jami' (Masjid) Al Azhar. Pada tahun 378 H fungsi masjid ditambah menjadi suatu Universitas dengan dilakukan pembentukan staff pengajar yang pembahasan utamanya adalah permasalahan hukum-hukum keislaman. sepanjang masa Al Azhar selalu menyambut gembira kedatangan para pelajar yang berkeinginan belajar disana. segala fasilitas disediakan seperti tempat tinggal, kebutuhan hidup bahkan halaqoh (kelompok belajar) ilmu-ilmu keislaman yang beragam sehingga para penuntut ilmu dapat memilih halaqoh yang dikehendakinya.

8. Tentara Mesir mampu menembus terusan Suez dan menghancurkan benteng Berlif serta menghancurkan kekuatan tentara Israel. Begitupula tentara Suriah mampu membebaskan beberapa wilayahnya dari tangan Israel. Semboyan pasukan pada peperangan tersebut adalah Allahu Akbar ( Allah Maha Besar).

9. Pada bulan ini Kholid bin Walid salah seorang sahabat terkemuka yang terkenal dengan keberaniannya dan panglima perang dalam berbagai peperangan baik sebelum Islam atau sesudahnya meninggal dunia. Beliau masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiyah pada tahun 7 H.Umar bin Khatab RA memimpin sholat jenazah Beliau lalu dimakamkan di Hims dan ada pula yang mengatakan di Madinah.

10. Pada bulan ini Napoleon Bonaparte beserta pasukannya melakukan ekspansi ke Mesir tepatnya di kawasan Ghiza, usaha ini mengalami kegagalan sehingga pada tanggal 23 Ramadhan seluruh pasukan meninggalkan Mesir menuju wilayah Syam.

11. Hancurnya berhala-berhala, seperti Latta, Uzza, dan Mana’at milik kaum kafir Quraisy pas di bulan penuh rahmat dan ampunan ini. (sa/berbagaisumber)

Thursday, August 27, 2009

Alasan 17 Ramadhan sebagai Nuzulul Qur'an

Assalamualaikum wR wB

Disadur dari www.eramuslim.com

Semoga manfaat

Tentang bagaimana Al Qur’an itu diturunkan dari Lauh Mahfuzh maka ada beberapa pendapat dikalangan para ulama :

1. Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diutus di Mekah dan Madinah. Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang telah dikeluarkan oleh Hakim dan Baihaqi serta yang lainnya, dia mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan pada suatu malam ke langit dunia yaitu Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun kemudian dia membaca :

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Artinya : “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” (QS. Al Furqon : 33)

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)

Hakim dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan,”... maka Al Qur’an diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia lalu Jibril turun dengan membawanya kepada Nabi saw.’

Terdapat beberapa riwayat lain dari Ibnu Abbas dengan sanad-sanad yang tidak bermasalah yang menguatkan makna itu.

2. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada 20 malam Lailatul Qodr atau 23 atau 20 atau 25—sebagaimana adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Rasulullah saw menetap di Mekah setelah diutus—di setiap malam lailatul qodr diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah swt setiap tahunnya lalu turun setelah itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikianlah pendapat Fakhrur Rozi dan dia sendiri tidak berpendapat tentang apakah pendapat ini atau pendapat pertama yang lebih utama.

3. Al Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu dengan cara berangsru-angsur pada waktu yang berbeda-beda, demikianlah pendapat Sya’bi.

4. Al Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus dan malaikat-malaikat penjaga menurunkannya secara berangsur-angsur kepada jibril selama 20 malam lalu Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi saw selama 20 tahun. Ini adalah pendapat yang aneh. (Fatawa al Azhar juz VII hal 469)

Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin didalam memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan dimungkinkan karena pada tanggal itu diturunkannya ayat pertama dari surat al Alaq kepada Nabi Muhammad saw,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Artinya : ”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.” (QS. Al A’laq : 1 – 5)

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu kepada Rasulullah saw adalah pada hari senin tanggal 17 Ramadhan akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.

Wallahu A’lam

Tuesday, August 25, 2009

Keutamaan Bulan Ramadhan

Assalamualaikum Wr Wb
Bissmillahirrohmaan irrohiim

Kontribusi saudara Mujiarto Karuk

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, QS.
Al-Baqarah [2] : 183.

1.Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

“Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang
diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini
pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat;
juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh
apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

2.Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa

Rasulullah bersabda:

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini. "
(HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).

Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari
Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pernah mendengar darinya."

3.Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam
bersabda:

"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan
kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka
sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu
berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih
dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini
para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada
bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya.' "(HR. Ahmad)'"

Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya ada
nash-Nash lain yang memperkuatnya.

Rahasia Puasa Ramadhan

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada setiap
tahun merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita, betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.

Dr.Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima
rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan
kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan diantaranya :

a.Menguatkan Jiwa.

Dalam hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu
manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain.

Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha
untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.

Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” QS.Al-Jatsiyah [45] :23.

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang
membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh
derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya
mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan
oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi” (HR. Tirmidzi).

b.Mendidik Kemauan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan,
meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala.

Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik,
meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar.

Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: “Puasa itu setengah dari kesabaran”.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin
prima, kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri
meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar,
dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

c.Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani, hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli
kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi.

Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan
dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus
diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi
menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk
udara.

d.Mengenal Nilai Kenikmatan.

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada
manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya, dapat satu
tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat
karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya.

Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang
kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa
besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita, hal ini karena baru
beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan
yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat
dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai
bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi
jumlah memang sedikit dan kecil.

Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah
atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih QS.Ibrahim [14] :7.

e.Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya
penderitaan yang dirasakan orang lain, sebab pengalaman lapar dan haus yang
kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara
penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.

Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita
kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih
belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku,
Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai
belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan
sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan
berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap
demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita.

Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi
juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa
kita yang berkaitan dengan harta seperti serakah dengan harta, kikir dan
sebagainya.

Allah berfirman yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk
mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “QS.At-Taubah [9] : 103.

Sambut Dengan Gembira.

Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah
sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan
penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa
melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah
Ramadhan itu berat.

Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun ini sebagai momentum untuk
mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau
pemantapan taqwa kepada Allah Swt,

Sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar,
kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis,
krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah
dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan
dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari
Allah Swt.

Wassalam

Semoga bermanfaat untuk meningkatkan iman dan kwalitas iman kita semua.

Monday, August 24, 2009

Bonus Ramadhan

Assalamualaikum wR wB

Sumber: www.wildanhasan. blogspot. com

"Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kalian berpuasa,
sebagaimana juga telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian supaya
kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa." (Q.S. Al-Baqarah/2: 183)

Suatu ketika direktur perusahaan di tempat anda bekerja memanggil anda ke
kantornya. Ia memberitahukan bahwa berkat prestasi kerja anda selama ini,
anda akan dipromosikan untuk menduduki jabatan yang prestisius. Namun dengan
satu syarat, pekan depan anda harus mengikuti seleksi kerja satu bulan
penuh. Seleksi yang setelah anda tanyakan ternyata relatif ringan bahkan
dengan bonus yang menggiurkan. Bagaimana tidak hanya dengan melakukan kerja
yang standar anda akan dapat bonus 10 kali lipat bahkan sampai 700 kali
lipat. Ternyata itu belum seberapa, anda pun dijanjikan jika berhasil
melewati seleksi tahap akhir dengan predikat sangat memuaskan maka anda akan
diberikan jaminan kebutuhan hidup selama 83 tahun lebih. Wow! Sangat
menggiurkan.

Anda pun jelas, sangat menunggu-menunggu waktu itu tiba, anda begitu hanyut
dalam kerinduan penantian. Anda merasa waktu berjalan sangat lamban, lebih
lamban dari siput pinggir sawah pak tani. Anda heran melihat jarum jam
seolah berdetak malas-malasan, padahal baterainya baru anda ganti dua hari
kemarin. Aaah.

Pun perbekalan telah anda siapkan sepulang dari kantor direktur anda, bahkan
telah anda cek berulang-ulang khawatir ada yang terlewat dari catatan anda.
Skill kerja anda yang telah lama menjadi decak kagum partner kerja anda,
makin anda asah jauh lebih berkilat daripada zamrud dari India sekalipun.
Bahan-bahan dan petunjuk kerja telah anda pelajari berulang-ulang, bahkan
istri anda mengira anda telah jatuh hati pada buku-buku itu dan
menjadikannya istri muda anda. Amboi, kerinduan memang memabukkan.

Pembaca, kiranya sudah mulai pahamkah anda akan saya bawa kemana arah cerita
ini? Tentu sebagai muslim yang cerdas anda akan sontak menjawab "Inilah
Ramadhan yang akan kita tempuh sepekan lagi."

Ya, inilah Ramadhan. Bulan yang selain gaji tetap akan didapatkan juga bonus
10 hingga 700 kali lipat. Bahkan jika prestasi seleksi amalan di bulan ini
konsisten sampai akhir, maka bonus pahala 1000 bulan (83 tahun lebih) bisa
anda raih.

Bulan yang telah Allah informasikan kepada anda 1500 tahun yang lalu, tidak
seperti direktur anda yang memberikan informasi hanya sepekan sebelum hari
H. Jelas sekali persiapan dan perbekalan anda akan jauh lebih paripurna.
Aneh nian, jika anda masih ragu dan gagap saat Ramadhan tiba padahal anda
punya waktu 11 bulan untuk bersiap-siap menyambutnya. Bahkan anda sudah
mengetahuinya sepanjang hayat anda.

Lihatlah para shahabat Rasulullah saw., manusia-manusia langit itu luar
biasa gembira menyambut Ramadhan dan luar biasa pilu ditinggal Ramadhan.
Mereka berharap setahun itu bulannya adalah Ramadhan semua. Layaknya anda
yang begitu meluap kegembiraan saat bulan seleksi itu tiba menghampiri anda.
Kegairahan memuncak untuk menelusuri satu ibadah yang Allah berkenan
memberikan pahala melimpah-limpah secara langsung.

Allah menyeleksi manusia, kira-kira manusia macam apakah yang akan sanggup
melaksanakan aturannya yang ini. Ternyata Allah mengatakan "Wahai
orang-orang yang beriman", duhai berbahagialah orang yang beriman kepada
Allah kerena mereka lulus seleksi, yang bukan hanya mengaku Islam, karena
predikat muslim saja tidak cukup layak mengikuti lomba super hebat di bulan
Ramadhan. Mereka tidak akan mampu, akan kepayahan.

Mereka, yang hanya Islam saja, sebagaimana sudah Rasulullah ingatkan "Betapa
banyak orang yang shaum namun tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya
kecuali rasa lapar dan dahaga."

Mereka tidak tahan untuk tidak makan minum, tidak tahan untuk konsisten
shalat tarawih, tidak tahan berlama-lama membaca al-Qur`an, tidak tahan
untuk tidak mencaci orang lain, tidak tahan berbaik sangka kepada orang
lain, tidak tahan untuk membatasi apa yang dia makan saat berbuka dan tidak
tahan untuk tidak berhura-hura saat malam 'Iedul Fithri padahal itu
berpotensi menghapus seluruh pahala Ramadhan yang susah payah ia kumpulkan.

Memang nyata, kita belum seperti para shahabat Rasulullah saw., mungkin anda
atau saya bahkan merasa biasa-biasa saja dengan datangnya Ramadhan. Atau
yang lebih celaka, justru khawatir dan takut menjalani Ramadhan.
Na'udzubillah. Yang menyambut gembira Ramadhan adalah orang beriman, yang
menyambut dengan ekspresi datar agak berat mungkin fasiq, yang malah takut
dan khawatir bisa jadi munafiq atau bahkan kufur.

Baiklah, ternyata bagi yang merasa berat, Allah telah sebutkan bahwa
kewajiban shaum itu "telah diwajibkan juga kepada orang-orang sebelum
kalian," kalau umat-umat terdahulu saja sudah diwajibkan shaum lalu kenapa
kita harus merasa berat seolah-olah hanya kita saja yang diberikan 'beban'.
Maka bagi siapa saja yang merasa terbebani oleh kewajiban shaum, sungguh ia
hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja tanpa mendapatkan saripati dari
ibadahnya sedikitpun. Sia-sia

Orang yang beriman dan bersabar tanpa terbebani akan dengan mudah
mendapatkan saripati ibadah shaum Ramadhan sebagaimana target shaum itu
sendiri yakni "supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa," kata Allah.
Taqwalah puncak prestasi keimanan tertinggi, yang Allah tegaskan bahwa insan
paling mulia disisi-Nya adalah insan yang bertaqwa.

Taqwa adalah juga konsistensi. Seorang shahabat bertanya kepada Rasulullah
"nasehatilah aku yang tidak akan aku minta lagi kepada orang lain." Rasul
menjawab: "katakanlah: aku beriman kepada Allah, lalu konsistenlah kamu
dalam keimanan itu." Iman plus konsistensi adalah taqwa. Maka ciri orang
yang sukses meraih predikat taqwa dari ibadah Ramadhan adalah konsistensi
ibadahnya di bulan-bulan lain sama seperti yang dilakukannya di bulan
Ramadhan.

Shaum Ramadhan adalah start bukan final, adalah awal bukan akhir dari
perjalanan ibadah sepanjang hayat kita. Maka tidak ada hari kemenangan bagi
yang melaksanakan ibadah Ramadhan dengan biasa-biasa saja, yang asalkan
tidak makan, minum dan bersenggama. Sementara hewan pun jika hanya sekedar
itu mampu melakukannya.

Shaum Ramadhan adalah ibadah yang berfungsi sebagai charger untuk on-nya
ibadah disebelas bulan berikutnya. Adalah mengerikan, orang berduyun-duyun
di akhir Ramadhan merayakan hari kemenangan, sementara mereka sudah tidak
lagi berpuasa. Kembali ke kulit palsunya yang mereka tahu bahwa itu palsu.
Memang benar, orang paling bodoh adalah orang yang tahu bahwa dirinya tidak
tahu namun sok tahu seolah-olah dirinya tahu. Benarlah, hanya yang beriman
dan bersabar dalam ibadah Ramadhan lah yang akan diampuni dosa masa lalunya.

Kemenangan sebenarnya dari Ramadhan ditentukan oleh sebelas bulan
berikutnya. Tarawihnya di bulan Ramadhan berlanjutkah dalam tahajud di bulan
berikutnya, tilawah Qur'annya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan
berikutnya, zakatnya di bulan Ramadhan berlanjutkah di bulan berikutnya,
dermawan dan pemaafnya di bulan Ramadhan berlanjutkah atau kembali menjadi
bakhil dan pemberang selepas bulan itu?

Jika hal-hal di atas tidak terwujud, jangan salahkan jika ibadah kita tidak
membawa dampak positif. Allah sendiri mencela orang shalat sebagai pendusta
agama, yang shalat dalam keadaan lalai. Saat seharusnya shalat membuahkan
proteksi atas perbuatan keji dan mungkar, namun anda, saya dan kita masih
menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.

Bahkan Ramadhan kita kali ini, seharusnya tidak lagi menyantuni orang miskin
yang sama, yang dulu kita serahkan zakat kita kepadanya. Tidak lagi, karena
orang miskin itu tidak mau menerimanya, ia telah merasa mampu dari hasil
pemberdayaan ekonomi melalui zakat kita di Ramadhan sebelumya.

Mampukah Ramadhan kita kali ini membuahkan hasil, paling tidak membuat
petugas pembagi zakat menangis tersedu-sedu karena mereka ditolak dari pintu
ke pintu, sebagaimana petugas pembagi zakat di zaman khalifah Umar bin Abdul
Aziz. Semua menutupnya karena telah berdaya, harga dirinya terangkat untuk
tidak terus menerus menjulurkan telapak tangan.

Sayangnya kita belum, bahkan kita secara tidak langsung melestarikan
kemiskinan. Betapa tidak, kita berzakat ke orang yang sama selama
bertahun-tahun. Membuat mereka haqqul yaqien bahwa zakat adalah rezeki
pokoknya tanpa harus berpeluh-peluh.

Allahumma sallimnii Ramadhan, wa sallim Ramadhana lii mutaqabbalan

Kayutsha Kalashinov

Kisah Luqman Al-Hakim Dengan Perkataan Manusia

Assalamualaikum wR wB

Dari Kisah Teladan

Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada suatu hari Luqman
Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya
mengikut dari belakang.

Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun
berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya
dibiarkan berjalan kaki."

Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari
himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu.

Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata
pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak enakan
menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."

Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik
ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya.

Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu
dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksa himar itu."

Oleh karena tidak suka mendengar perkataan orang, maka
Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang
berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak
dikenderai."

Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah,
Luqman Hakim telah menasehati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka,
katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan
manusia.

Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil
pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja.

Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi
pertimbangannya dalam setiap mengambil tindakan."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai
anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir.

Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan
tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang
agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang
kemuliaan hatinya (kepribadiannya) , dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara
itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan
meringan-ringankann ya."

Sumber
Kisah kisah teladan

Sunday, August 23, 2009

[Tip] Menahan Marah

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kontribusi dari akh Mujiarto

Bissmillahirrohmaan irrohiim

QS.At-Taghabun [64] : 14. “Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri - istrimu dan anak - anakmu
ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati - hatilah kamu terhadap mereka; dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.



Marah dan emosi adalah tabiat manusia, Kita tidak dilarang
marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan
efek negatif.



Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w.
bersabda "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat
meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat
meridlai" (H.R. Ahmad).

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang
yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa
mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).

Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika
ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita
langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah
sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita
mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan :

1.Membaca Ta'awwudz. Rasulullah
bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan
seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani- r-rajiim" "Aku
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk" (H.R. Bukhari
Muslim).

2.Berwudlu. Rasulullah bersabda
"Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api
hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah" (H.R.
Abud Dawud).

3.Duduk…! Dalam sebuah hadist
dikatakan "Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka
bertiduranlah" (H.R. Abu Dawud).

4.Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan
"Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau
kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).

5.Bersujud, artinya shalat sunnah
mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ketahuilah,
sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat
merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa
yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah
(sujud)." (H.R. Tirmidzi)

Wallahu a'lam bissowab, semoga membantu

Wassalam

Semoga bermanfaat, sekaligus izin mengirimkan Jadwal Imsakiyah ramadhan 1430 H.

Hadits-Hadits Dhaif Yang Tersebar Seputar Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wR wB

dipetik dari www.Eramuslim.com

Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits- hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.
Kami menilai perlunya dibawakan pasal ini pada kitab kami, karena adanya sesuatu yang teramat penting yang tidak diragukan lagi sebagai peringatan bagi manusia, dan sebagai penegasan terhadap kebenaran, maka kami katakan:

Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menetapkan sunnah Nabi secara adil, (untuk) memusnahkan penyimpangan orang-orang sesat dari sunnah, dan mematahkan takwilan para pendusta dari sunnah dan menyingkap kepalsuan para pemalsu Sunnah. Sejak bertahun-tahun sunnah telah tercampur dengan hadits- hadits dhaif, dusta, diada-adakan atau lainnya. Hal ini telah diterangkan oleh para imam terdahulu dan ulama salaf dengan penjelasan dan keterangan yang sempurna.

Orang yang melihat dunia para penulis dan para pemberi nasehat akan melihat bahwa mereka -kecuali yang diberi rahmat oleh Allah- tidak memperdulikan masalah yang mulia ini walaupun sedikit perhatianpun, walaupun banyak sumber ilmu yang memuat keterangan yang shahih yang menyingkap yang bathil. Maksud kami bukan membahas dengan detail masalah ini, serta pengaruh yang akan terjadi pada ilmu dan manusia, tapi akan kita cukupkan sebagian contoh yang baru masuk dan mashyur di kalangan manusia dengan sangat masyhurnya, hingga tidaklah engkau membaca makalah atau mendengar nasehat kecuali hadits-hadits ini -sangat disesalkan- menduduki kedudukan yang tinggi. (Ini semua) sebagai pengamalan hadits: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat…” (riwayat Bukhari 6/361), dan sabda beliau: “Agama itu nasehat…”(riwayat Muslim no.55)

Maka kami katakan wabillahi taufiq:

Sesungguhnya hadits-hadits yang tersebar di masyarakat banyak sekali, hingga mereka hampir tidak pernah menyebutkan hadits shahih -walau banyak- yang bisa menghentikan mereka dari menyebut hadits dhaif. Semoga Allah merahmati Al Imam Abdullah bin Mubarak yang mengatakan: “(Menyebutkan) hadits shahih itu menyibukkan (diri) dari yang dhaifnya.” Jadikanlah imam ini sebagai suri tauladan kita, jadikanlah ilmu shahih yang telah tersaring sebagai jalan (hidup) kita.

Dan (yang termasuk) dari hadits-hadits yang tersebar digunakan (sebagai dalil) di kalangan manusia pada bulan Ramadhan diantaranya:

1. “Kalaulah seandainya kaum muslimin tahu apa yang ada di dalam Ramadhan, niscaya umatku akan berangan-angan agar satu tahun Ramadhan seluruhnya. Sesungguhnya surga dihiasi untuk Ramadhan dari awal tahun kepada tahun berikutnya…” Hingga akhir hadits ini.

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (no. 1886) dan Ibnul Jauzi di dalam Kitabul Mauduat (2/188-189) dan Abul Ya'la di dalam Musnad-nya sebagaimana pada Al Muthalibul 'Aaliyah (Bab/A-B/ tulisan tangan) dari jalan Jabir bin Burdah dari Abu Mas'ud Al Ghifari.

Hadits ini maudhu' (palsu), penyakitnya pada Jabir bin Ayyub, biografinya ada pada Ibnu Hajar di dalam Lisanul Mizan (2/101) dan beliau berkata: “Masyhur dengan kelemahannya.” Juga dinukilkan perkataan Abu Nu'aim, “Dia suka memalsukan hadits,” dan Bukhari, berkata, “Mungkarul hadits” dan dari An Nasa'i, “matruk (ditinggalkan) haditsnya.”

Ibnul Jauzi menghukumi hadits ini sebagai hadits palsu, dan ibnu Khuzaimah berkata serta meriwayatkannya, “Jika haditsnya shahih, karena dalam hatiku ada keraguan pada Jarir bin Ayyub Al Bajali.”

2. “Wahai manusia, sungguh bulan yang agung telah (menaungi) kalian, bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa (pada bulan itu) sebagai satu kewajiban dan menjadikan shalat malamnya sebagai amalan sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri pada bulan tersebut dengan (mengharapkan) suatu kebaikan, maka sama (nilainya) dengan menunaikan perkara wajib pada bulan yang lain…. Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya adalah merupakan pembebasan dari api neraka…” sampai selesai.

Hadits ini juga panjang, kami cukupkan dengan membawakan perkataan ulama yang paling masyhur. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dan Al Muhamili di dalam Amalinya (293) dan Al Ashbahani dalam At Targhib (q/178, tulisan tangan) dari jalan Ali bin Zaid Jad'an dari Sa'id bin Al Musayyib dari Salman.

Hadits ini sanadnya dhaif, karena lemahnya Ali bin Zaid, berkata Ibnu Sa'ad, “Di dalamnya ada kelemahan dan jangan berhujjah dengannya,” berkata Imam Ahmad bin Hanbal, “Tidak kuat,” berkata Ibnu Ma'in, “Dhaif” berkata Ibnu Abi khaitsamah, “Lemah di segala penjuru,” dan, berkata Ibnu Khuzaimah, “Jangan berhujjah dengan hadits ini, karena jelek hafalannya.”

Demikianlah di dalam Tahdizbut Tahdzib (7/322-323). Dan Ibnu Khuzaimah berkata setelah meriwayatkan hadits ini, “Jika benar kabarnya.” Berkata Ibnu Hajar di dalam Al Athraf, “Sumbernya pada Ali bin Zaid bin Jad'an, dan dia lemah,” sebagaimana hal ini dinukilkan oleh Imam As Suyuthi di dalam Jam'ul Jawami' (no. 23714-tertib urutannya).

Dan Ibnu Abi Hatim menukilkan dari bapaknya di dalam Illalul Hadits (1/249), “Hadits yang mungkar.”

3. “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.”

Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam Al Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa'id, dari Ad Dhahhak dari ibnu Abbas. Nahsyal termasuk yang ditinggal (karena) dia pendusta dan Ad Dhahhak tidak mendengarkan dari ibnu Abbas. Diriwayatkan oleh At Thabrani di dalam Al Ausath (1/q 69/ Al Majma'ul Bahrain) dan Abu Nu'aim di dalam Ath Thibun Nabawiy dari jalan Muhammad bin Sulaiman bin Abi Daud, dari Zuhair bin muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih dari Abi hurairah. Dan sanad hadits ini lemah.

Berkata Abu Bakar Al Atsram, “Aku mendengar Imam Ahmad -dan beliau menyebutkan riwayat orang-orang Syam dari Zuhair bin muhammad- berkata, “Mereka meriwayatkan darinya (Zuhair -pent) beberapa hadits mereka (orang-orang Syam- pent) yang dhaif itu,” Ibnu Abi Hatim berkata, “Hafalannya jelek dan hadits dia dari Syam lebih mungkar daripada haditsnya (yang berasal) dari Irak, karena jeleknya hafalan dia.” Al Ajalaiy berkata, “Hadits-hadits yang mereka riwayatkan dari ahli Syam ini tidak membuatku kagum,” demikianlah yang terdapat pada Tahdzibul Kamal (9/427).

Aku katakan: dan Muhammad bin Sulaiaman Syaami, biografinya (disebutkan) pada Tarikh Damasqus (15/q386-tulisan tangan) maka riwayatnya dari Zuhair sebagaiman dinaskhkan oleh para Imam adalah mungkar, dan hadits ini darinya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian hadits-hadits ini memiliki makna- makna yang benar, yang sesuai dengan syari'at kita yang lurus baik dari Al Qur'an maupun Sunnah, akan tetapi (hadits-hadits ini) sendiri tidak boleh kita sandarkan kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, dan terlebih lagi -segala puji hanya bagi Allah- umat ini telah Allah khususkan dengan sanad dibandingkan dengan umat-umat yang lain. Dengan sanad ini dapat diketahui mana hadits yang dapat diterima dan mana yang harus ditolak, membedakan yang shahih dari yang jelek. Ilmu sanad adalah ilmu yang paling rumit, telah benar dan baik orang yang menamainya (yakni Al Isnad) adalah: “Ucapan yang dinukil dan neraca pembenaran khabar.”

Mudah-mudahan Allah memberi rizki pada kami kebaikannya. Wahai saudaraku yang haus akan ketaatan kepada Allah, inilah sifat puasa Nabi dihadapanmu. Dan inilah petunjuknya dalam puasa Ramadhan, bersegeralah kepada kebaikan.

Wasubhaanakallahu wa bihamdika, asyhadu anlaa ilaha illa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaika.

Sumber : Ikhtisar Shifati Shaumin Nabiyyi SAW Fii Ramadhan

Oleh : Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

Friday, August 21, 2009

Berbuka Puasa Mengikut Sunnah

Berbuka Puasa Mengikut Sunnah

oleh : Mohd Yaakub bin Mohd Yunus

Sumber: Buletin Al-Khadeem

Rasulullah s.a.w telah mengajar umatnya beberapa adab yang perlu diberi perhatian ketika

berbuka puasa. Antara adab-adab itu ialah:

a. Membaca doa yang thabit daripada Nabi s.a.w.

Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa, Nabi s.a.w akan membaca: Hilanglah

segala kehausan, segala urat-urat telah basah dan semoga tetaplah beroleh pahala.

(Dzahabaz zhoma u wabtallatil ‘uruuqu wa thabatal ajru insyaallah) – Hadis riwayat Abu

Dawud, no: 2010.

Abdullah Ibn ‘Umar r.a berkata: “Apabila berbuka puasa bacalah: Ya Allah!

sesungguhnya aku memohon rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau

mengampunkan aku. (Allahumma inni as aluka birahmatikal lati wasi’ta kulla syai in

an taghfirali)” - Hadis riwayat Ibn Majah, no: 1743.

Di samping doa-doa di atas, kita juga boleh berdoa apa sahaja yang dihajati kerana di

antara waktu yang mustajab (makbul) untuk berdoa adalah ketika berbuka puasa. Sabda

Rasulullah s.a.w :

“Sesungguhnya doa yang tidak ditolak bagi orang berpuasa itu ialah ketika dia berbuka.”

– Hadis riwayat Ibn Majah, hadis no: 1743.

b. Menyegerakan Berbuka Puasa.

Disunnahkan juga kita menyegerakan berbuka puasa. Waktu paling afdal ialah ketika

matahari mula terbenam atau dilaungkan azan Maghrib. Utamakan berbuka dari sibuk

berzikir, membaca al-Quran atau ibadah lain kerana perintah Nabi s.a.w. Rasulullah s.a.w

bersabda:

“Manusia akan sentiasa berada di dalam kebaikan selagi mereka sentiasa menyegerakan

berbuka puasa.” – Hadis riwayat al-Bukhari. no: 1957.

Di dalam sebuah hadis qudsi, Allah S.W.T telah berfirman:

“Sebaik-baik hamba-ku menurut pandangan-Ku ialah orang yang menyegerakan berbuka

puasa.” - Hadis riwayat al-Tirmizi. no: 636.

c. Berbuka Puasa Dengan Buah Rutab, Tamar Atau Air.

Rutab adalah buah kurma yang masak dan tidak dikeringkan. Ia lembut dan manis. Tamar

pula adalah buah kurma yang telah dikeringkan sebagaimana yang banyak terjual di pasaran.

Berbuka puasa dengan buah rutab, tamar atau air merupakan sunnah Nabi s.a.w. Anas bin

Malik r.a berkata:

“Rasulullah s.a.w berbuka puasa sebelum solat (Maghrib) dengan rutab. Jika tiada

rutab, baginda akan berbuka dengan tamar dan jika tiada tamar, baginda akan meneguk

beberapa teguk air.” - Hadis riwayat Imam al-Tirmizi, no: 632.

d. Bersegera Mengerjakan Solat Maghrib.

Hadis di atas tidak menafikan bahawa Rasulullah s.a.w juga menyegerakan solat

Maghrib setelah berbuka puasa dengan rutab, tamar atau air. Namun, sekiranya makanan

malam telah terhidang disunnahkan menjamah makan malam terlebih dahulu walaupun solat

telah didirikan. Setelah selesai menikmati hidangan, bersegeralah mengerjakan solat

Maghrib. Sabda Rasulullah s.a.w:

“Apabila seseorang dihidangkan makan malam sedangkan solat (jemaah) telah

didirikan, utamakan makan malam. Janganlah seseorang itu tergopoh-gapah menghabiskan

makanan itu sehinggalah dia selesai dalam keadaan tenang.” - Hadis riwayat al-Bukhari,

no: 674.

Menurut Imam al-Nawawi r.h di dalam kitabnya Syarh Sahih Muslim, jilid 4, muka

surat 208: “Di dalam hadis-hadis tersebut dimakruhkan solat apabila terhidangnya

makanan yang hendak dimakan kerana ia boleh mengganggu hati dan menghilangkan

kesempurnaan khusyuk.”

e. Berbuka Puasa Secara Sederhana.

Firman Allah S.W.T:

“Wahai Bani Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah setiap kali kamu ingin ke tempat

ibadat (mengerjakan solat) dan makan minumlah serta janganlah kamu melampau.

Sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.” – Surah al-A’raaf : 31

Perlu diingatkan bahawa janganlah waktu berbuka puasa dijadikan medan untuk

kita melepas geram kerana sehari suntuk tidak menjamah makanan atau minuman.

Sewajarnya, ibadah puasa dijadikan medan untuk melatih jiwa seorang muslim yang

bertakwa lagi penyabar direalisasikan ketika berbuka puasa dengan memakan makanan

pada kadar yang tidak berlebihan. Sabda Nabi s.a.w:

“Anak adam itu tidak memenuhi suatu bekas yang lebih buruk daripada perutnya.

Cukuplah bagi anak adam itu beberapa suap yang dapat meluruskan tulang belakangnya

(memberi kekuatan kepadanya). Sekiranya tidak mustahail (boleh dilakukan), suaplah

satu pertiga untuk makanan, satu pertiga untuk minuman dan satu pertiga untuk pernafasan.”

- Hadis riwayat al-Tirmizi no: 2302.

f. Menjamu Makanan Untuk Berbuka Bagi Orang Berpuasa.

Sesungguhnya Islam menganjurkan umatnya mengadakan majlis berbuka puasa untuk

menjamu makan bagi mereka yang berpuasa. Firman Allah S.W.T:

“Mereka juga memberi makan sebarang makanan yang dihajati dan disukainya

kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan (sambil berkata dengan lidah atau hati):

Sesungguhnya kami memberi makan kepada kamu semata-mata kerana Allah dan kami

langsung tidak inginkan sebarang balasan daripada kamu atau ucapan terima kasih.”

-Surah al-Insaan: 8-9.

Menjamu makan untuk berbuka puasa telah dijanjikan dengan ganjaran pahala yang

begitu besar.. Semakin ramai jumlah orang yang dijamu makan, semakin tinggilah jumlah

gandaan pahalanya. Sabda baginda s.a.w:

“Sesiapa yang menjamu makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, pahalanya

sama seperti pahala orang yang berpuasa, iaitu pahala orang yang berpuasa yang tidak

dikurangkan walau sedikit.” - Hadis riwayat al-Tirmizi no: 735.

Khutbah Rasul SAW Menjelang Ramadhan Tiba

Assalamualaikum wR wB

Kontribusi dari saudara Hujeni


Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan
membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi
Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya
adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam
yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan
oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah,
amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah
Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu
untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung
ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat.

Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu,
sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu,
tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan
pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah
anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu
untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling
utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba- Nya dengan penuh
kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka
ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka
berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu,
maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena
beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia
tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan
mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb
al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang
mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama
dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa
yang lalu.

(Sahabat-sahabat lain bertanya: "Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua
mampu berbuat demikian."

Rasulullah meneruskan: "Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya
dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya
dengan seteguk air."

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan
berhasil melewati sirothol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki
tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki
tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan
meringankan pemeriksaan- Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan
kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia
berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini,
Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa
menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan
menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan
rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan
shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari
api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti
melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak
shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada
hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu
ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada
bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka
mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu.
Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak
akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah
agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: "Aku
berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan
ini?" Jawab Nabi: "Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini
adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang
senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada
suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah
menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu
tathawwu'."

"Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan
kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu
fardhu di dalam bulan yang lain." "Ramadhan itu adalah bulan sabar,
sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan
memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi
kepada mukmin di dalamnya."

"Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah
yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan
dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang."

Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki
makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah
Rasulullah saw, "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi
sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu."

"Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan
akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari
budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah
mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka."

"Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua
perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu
sangat menghajatinya. "

"Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang
kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari
neraka."

"Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya
Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman
yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke
dalam surga."

(HR. Ibnu Huzaimah)

Tips Agar Kuat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum wR wB

Kontribusi dari saudara Nizami

Agar kuat berpuasa sehari penuh di bulan Ramadhan, ada caranya.
Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Pertama hendaklah kita mengakhirkan waktu sahur dan menyegerakan waktu berbuka.
Rasulullah saw. bersabda: Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan. (Shahih Muslim No.1835)

Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra., ia berkata: Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)

Dari Sahal Ibnu Sa'ad ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." Muttafaq Alaihi.

Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba- Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

Sebagai contoh, jika adzan Subuh jam 4.30 dan adzan Maghrib jam 6.00, maka berhenti makan sahur atau pun buka puasa jangan lebih dari 50 ayat (sekitar 5 menit) sehingga anda cuma menahan lapar dan haus selama 13 jam 40 menit saja. Biasanya kalau adzan Subur ham 4:30, kami makan sahur jam 4:00 dan bangun untuk mempersiapkan makan pada jam 3:00.

Tetapi jika anda sudah berhenti makan dan minum sejak jam 3:00 dan berbuka jam 18:30, berarti anda menahan lapar dan haus selama 15 ½ jam lebih. Ini bisa membuat tubuh anda jadi lemah dan juga menyalahi sunnah Nabi.
Makanlah Kurma dan Madu Saat Sahur dan Berbuka

Agar kuat berpuasa, coba makan 3 butir kurma dan 2 sendok makan madu setelah makan sahur. Begitu pula ketika berbuka puasa. Minum juga air secukupnya (minimal 3 gelas) agar anda tidak dehidrasi.

Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa Nabi SAW bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.
Kurma dan Madu kandungan kalorinya cukup tinggi dan bisa memberi anda energi yang cukup untuk beraktifitas. Selain itu makanan 4 sehat dan 5 sempurna seperti buah-buahan juga jangan dilupakan:

“Kemudian makanlah dari tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” [An Nahl:69]
Tetap Berolahraga

Untuk menjaga kondisi badan, tetaplah berolahraga meski intensitasnya agak dikurangi. Jalan kaki atau lari pagi selama 30 menit tidak masalah. Meski anda berkeringat, lelah, dan haus, setelah mandi pagi atau mandi sore insya Allah badan anda segar kembali. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Oleh karena itu meski berpuasa, kita tetap boleh mandi pada waktu pagi dan petang selama tidak berlebihan.

Ibnu Mas'ud berkata, "Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka hendaklah pada pagi harinya ia dalam keadaan berharum-haruman serta rambut yang tersisir rapi."[HR Bukhari]

Anas berkata, "Saya mempunyai telaga dan saya suka menceburkan diri di dalamnya, sedang saya saat itu sedang berpuasa."[HR Bukhari]

Disebutkan dari Nabi saw. bahwa beliau menggosok giginya dengan siwak, sedangkan beliau pada saat itu berpuasa.[HR Bukhari]

Ibnu Umar berkata, "Orang yang berpuasa boleh bersiwak pada permulaan hari dan akhir hari (yakni pada pagi hari dan sore hari) dan tidak boleh menelan ludahnya."[HR Bukhari]

Lakukanlah shalat Tarawih, karena selain sunnah Nabi, juga memberi ketenangan hati dan juga kesehatan:

Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)

Terakhir agar anda kuat berpuasa, anda harus berniat puasa di bulan Ramadhan demi Allah ta’ala di dalam hati. Niat ini selain membuat anda lebih kuat juga merupakan syarat agar puasa anda diterima Allah.

Meski puasa Ramadhan itu wajib, namun untuk orang-orang yang sakit, orang yang bepergian, atau pun orang yang lanjut usia ada keringanan untuk tidak mengerjakannya.
“...Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin...” [Al Baqarah:184]

Meski demikian, jangan terlalu khawatir. Sebagai contoh, saat Ramadhan sering ditampilkan iklan obat penyakit maag agar ketika puasa tidak terganggu. Alhamdulillah meski ketika kuliah pernah kena penyakit maag, penyakit tersebut jarang menimpa saya hingga kini meski tidak minum obat penyakit maag tersebut. Yang penting makan teratur, dan pikiran harus tenang dengan tawakkal kepada Allah.

Media Islam – Belajar Islam sesuai Al Qur’an dan Hadits
www.media-islam. or.id

Thursday, August 20, 2009

Why do Muslims fast?

Dipetik dari www.islamonline.com

This is a common but interesting question which a child may ask his/her parents. Non-Muslim may also pose it to Muslims. Here are some of the reasons why Muslims observe a one-month fasting during Ramadan.

(1) To obey Allah's injunction

Muslims must believe in, obey and implement, all the words of Allah contained in the Holy Qur'an.

This is because Allah�s words are the truth, injunctions and guidelines he (swt) made for all people. Allah (swt) says:

(The truth is from your Lord, so be not at all in doubt)[Qur�an 2:147]

The injunctions of Allah to Muslims are regarded as blessings and mercy, and when fully obeyed, they often lead to Allah�s straight path. There is no compromise with Allah's injunctions: every sincere and God-fearing Muslim must obey them; this is a necessary precondition for being a Muslim.

Fasting is an important injunction that is directed to all Muslims (men and women), Allah (swt) says:

(O you who believe, fasting is prescribed for you...)[Qur�an 2:183]

This injunction prescribed fasting as a compulsory duty for all Muslims, thus Allah (swt) says:

(O who believe, fasting is decreed for you as it was decreed for those before you; perchance you will guard yourselves� The month of Ramadan is the month in which the Qur�an was sent down, a guidance for the people, and clear verses of guidance and criterion.)[Quran 2:183]

Clearly, fasting Ramadan is a divine injunction mandatory for all able-bodied Muslims who are free from compelling excuses. Whoever deliberately forgoes fasting in Ramadan, should know that he has disobeyed Allah's injunction and no amount of fasting thereafter can give her/him a reward equivalent to one missed Ramadan as obvious in this hadith:

Abu Huraira reported that Prophet Muhammad (pbuh) said:

"whoever did not fast one day of Ramadan without a genuine excuse or a disease then even if he fasted for a complete year, it would not compensate for that (missed Ramadan) day"(Sahih al-Bukhari, vol 3,p.88)

(2) To practice the tradition, and way of the pious people.

Fasting is not new to Islam; it is, indeed, as old as Adam, who was the first creature and the first Muslim to submit to only one Allah.

Qur'an mentions that Prophet Moussa used to fast for 40 days and Prophet Muhammad (pbuh) said that Dawood used to fast for half of the year. Also, 'Issa (or Jesus) used to fast for 40 days.

Since these Prophets were Muslims, it can be seen that by asking Muslims to fast, Allah intends to draw their attention to the practice and tradition of those pious predecessors who attained piety through fasting.

(O ye who believe, fasting is prescribed for you as it was prescribed for people before you ...)"[Qur�an 2:183]

This verse shows that fasting was observed by the people (i.e "ahl el ketab") who existed before Muslims and so it is a "sunnat Allah" (i.e a tradition approved by Allah) for those who lived aforetime and for the Muslims who are now the best generation ever raised for mankind. Allah (swt) says:

("As for� the sunnat Allah (approved) for those who lived aforetime, no change will you find in �such� sunnat-Allah)[Qur�an 33:43]

Therefore, fasting Ramadan should be seen as a propagation of the tradition approved by Allah for all those who submit to him.

(3) To learn how to attain piety

By the very nature of human beings, they are susceptible to sins and transgression of Allah's limits. Generally, Muslims are prohibited from gossiping, backbiting, slandering, hypocrisy, lying, cheating, grudges, fornicating as these vices oppose the teachings of the Holy Qur'an.

Since Muslims are human beings created to err as a result of forgetfulness, they need to be reminded and coached against any social vices from time to time. This will require a fixed training period where Muslims will know and learn how to put an end to vices, learn virtues and get closer to Allah. That training period is fasting during Ramadan, which occurs once in every year. During Ramadan:

(a) Compulsory five daily prayers are observed regularly and timely.

(b) Zakat-ul fitr (alms giving) is paid on or before the �Eid Al Fitr (the festival that commemorates the end of Ramadan), Zakat-ul fitr is to teach Muslims to do charity (sadaqa) and to remind them that after Zakat-ul fitr they should not forget to pay on time their annual divine obligatory Zakaat, the fourth pillar of Islam.

(c) "Tarawih and Tahajjud� prayers are observed in the evening and night of Ramadan (this is to teach Muslims to observe �nawafil� (i.e additional) prayers after Ramadan so as to strengthen their faith and get their supplications to Allah accepted promptly.)

(d) Muslims must lower their gaze during Ramadan (to free Muslims' hearts and eyes from corruption and from devil�s whisperings to do evil deeds).

(e) Excessive intake of food is avoided (this regulates the stomach from being pot-bellied).

All these good things which fasting fast teaches Muslims are the means to attain piety. This is why the verse on fasting Ramadan says:

(O ye who believe, fasting is prescribed for you...so that you will (learn how to attain) piety)[Qur�an 2:183]

(4) To reap the full reward of the �Night of Power� (Lailat-al Qadr)

The Qur'an was revealed to Prophet Muhammad (pbuh) in one night during Ramadan. It is called the night of Power (Lailat-al Qadr). The deed in this night is better than the rewards of deeds of 1,000 months (about 83.3 years).

Specifically, this night is in the last ten days of Ramadan and usually in one of the odd days (i.e. 21, 23, 25, 27 and 29th). A Muslim is expected to perform extra prayers (Nafelah), recite the Qur'an, do �zikr� etc �in the night. Since no one knows precisely which of the odd days is�Lailat al-Qadr�, Muslims are expected to be in seclusion (Etikaf) during the last 10 days of Ramadan and the best place to do so is in the mosque.

It should be mentioned that Angels descend in succession during the Lailat al-Qadr and they go round with special greeting of "peace" till dawn. The number of these angels is uncountable and they descend with special command of Allah.

The following chapter of the Qur'an details the event of Lailat al-Qadr:

(Indeed we have revealed it (Qur'an) in the night of Power �lailat al-qadr�. And what will explain to you what the night of Power is? The night of Power is better than a thousand months. Therein descends the Angels and the Spirit by Allah's permission, on every errand: (they say) Peace (continuously) till the rise of Morning!)[Qur�an 97:1-5]

Thus, Any Muslim who wishes to benefit from the Night of Power must fast during the month of Ramadan.

(5) To show Muslims how to get their past sins forgiven

Islam is a religion that stresses equality: both the poor and the rich (men or women) are equal as slaves in the sight of Allah. In Islam the surest way to obtain Allah's forgiveness for one's past sins is Pilgrimage (the fifth pillar of Islam) which unfortunately is only easy for the rich to afford its expenses.

But Allah (swt) never ignores the poor; rather he made fasting during Ramadan as a means of placing the poor and the rich on equal footing in terms of asking for forgiveness for their past sins.

If a Muslim can not perform hajj, there should be a way to compensate him/her. Allah has chosen Ramadan for all Muslims to get their past sins forgiven as evident in this hadith:

Narrated Abu Huraira(r.a); Prophet Muhammad (pbuh) said:

"... whoever fasts during Ramadan with sincere faith and hoping for his reward from Allah will have his past sins forgiven"

(Sahih Al-Bukhari, vol.3 p.70)

Therefore, Fasting Ramadan unites Muslims and brings them together, as equal slaves to Allah, who can be forgiven of their past sins devoid of discrimination in the sight of Allah.

(6) To show that fasting is the epitome of the five pillars of Islam

Islam is built upon five pillars. The third pillar is fasting (i.e fasting during Ramadan). The wisdom behind its third position is because it is a fulcrum upon which the other four pillars (Tawheed, salaat, zakat and Hajj) are balanced. It is the only pillar that encompasses all the four other pillars in the sense that:

(a) Before someone observes fast, he/she must be a Muslim, sane, matured, and free from excuses (such as menstruation, illness, traveling long-distances, child-birth bleeding, etc). And since a Muslim is required to proclaim �Shahada� (i.e Tawheed, the first pillar of Islam), fasting is directly tied to �shahada�.

(b) Praying is the second pillar of Islam that distinguishes Muslims from others; this means that a Muslim must pray regularly to become a true Muslim. It follows that fasting during Ramadan without regular praying is meaningless.

(c) Zakat (the compulsory alms giving) is aimed to make the gap between the rich and the poor bridged to a certain extent. In Ramadan, every fasting Muslim, must pay Zakat-ul fitr on or before the Eid AL Fitr day. Zakaat-ul fitr is in some sense a low-profile zaka.

(d) Hajj (pilgrimage) is a duty which Muslims owe to Allah and it is to help the pilgrims to get their past sins forgiven. Coincidently, fasting during Ramadan has the same result.

From the foregoing, it can be concluded that fasting is an epitome of the pillars of Islam. Therefore, every able-bodied Muslim must fast to learn how the other four pillars operate.
Source: www.sunnah.org

خصائص شهر رمضان

Dipetik dari www.islamway.com

الحمد لله رب العالمين، أحمده سبحانه حمداً يليق بجلاله وعظمته وقدرته وعظيم سلطانه، الحمد لله الذي أوجب الصيام في رمضان على عباده، والصلاة والسلام على من سن القيام في رمضان لأصحابه واتباعه.. أما بعد:

فإني أحمد الله إليكم أن بلغنا رمضان لهذا العام، ولا يخفى على كل مسلم ما لرمضان من مكانة في القلوب، كيف لا وهو شهر الرحمة والمغفرة والعتق من النار، شهر كله هبات وعطايا ومنن من الحق سبحانه وتعالى، وسنتطرق إلى الخصائص التي اختص بها هذا الشهر عن سواه من الشهور.


خصائص شهر رمضان

1- من خصائص شهر رمضان: أن الله تبارك وتعالى أنزل فيه القرآن، قال تعالى: {شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ} [البقرة:185]، وهو دستور هذه الأمة، وهو الكتاب المبين، والصراط المستقيم، فيه وعد ووعيد وتخويف وتهديد، وهو الهدى لمن تمسك به واعتصم، وهو النور المبين، نور لمن عمل به، لمن أحل حلاله، وحرم حرامه، وهو الفاصل بين الحق والباطل، وهو الجد ليس بالهزل، فعلينا جميعاً معشر المسلمين العناية بكتاب الله تعالى قراءةً، وحفظاً، وتفسيراً، وتدبراً، وعملاً وتطبيقاً.

2- ومن خصائص شهر رمضان: تفتح فيه أبواب الجنة، وتغلق أبواب النار، وتصفد مردة الشياطين وعصاتهم، فلا يصلون ولا يخلصون إلى ما كانوا يخلصون إليه من قبل، قال صلى الله عليه وسلم : «إذا دخل رمضان فتحت أبواب السماء، وغلقت أبواب جهنم، وسلسلت الشياطين»، وفي رواية: «إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة» [البخاري].

3- ومن خصائص شهر رمضان: تضاعف فيه الحسنات.

4- ومن خصائص شهر رمضان: أن من فطر فيه صائماً فله مثل أجر الصائم من غير أن ينقص من أجر الصائم شيئاً، قال صلى الله عليه وسلم : «من فطر صائماً فله مثل أجره من غير أن ينقص من أجر الصائم شيء» [حسن صحيح رواه الترمذي وغيره].

5- ومن خصائص شهر رمضان: أن فيه ليلة القدر التي هي خير من ألف شهر، وهي الليلة المباركة التي يكتب الله تعالى فيها ما سيكون خلال السنة، فمن حرم أجرها فقد حرم خيراً كثير، قال صلى الله عليه وسلم : «فيه ليلة خير من ألف شهر، من حرم خيرها فقد حرم» [أحمد والنسائي وهو صحيح]. ومن قامها إيمانا واحتسابا غفر الله له ما تقدم من ذنبه، قال صلى الله عليه وسلم : «من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه» [متفق عليه]، وقال: من قامها إبتغاءها، ثم وقعت له، غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر. [أحمد]. فياله من عمل قليل وأجره كثير وعظيم عند من بيده خزائن السموات والأرض، فلله الحمد والمنة.

6- ومن خصائص شهر رمضان: كثرة نزول الملائكة، قال تعالى: {تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا} [القدر:4].

7- ومن خصائص شهر رمضان: فيه أكلة السحور التي هي ميزة صيامنا عن صيام الأمم السابقة، وفيها خير عظيم كما أخبر بذلك المصطفى صلى الله عليه وسلم حيث قال: «فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر» [مسلم]، وقال عليه الصلاة والسلام: «تسحروا فإن في السحور بركة» [متفق عليه].

8- ومن خصائص شهر رمضان: وقعت فيه غزوة بدر الكبرى، وهي الغزوة التي تنزلت فيها الملائكة للقتال مع المؤمنين، فكان النصر المبين، حليف المؤمنين، واندحر بذلك المشركين، فلا إله إلا الله ذو القوة المتين.

9- ومن خصائص شهر رمضان: كان فيه فتح مكة شرفها الله تعالى، وهو الفتح الذي منه إنبثق نور الإسلام شرقاً وغرباً، ونصر الله رسوله حيث دخل الناس في دين الله أفواجا، وقضى رسول الله على الوثنية والشرك الكائن في مكة المكرمة فأصبحت دار إسلام، وتمت بعده الفتوحات الإسلامية في كل مكان.

10- ومن خصائص شهر رمضان: أن العمرة فيه تعدل حجة مع النبي صلى الله عليه وسلم، ففي الصحيحين قال عليه الصلاة والسلام: «عمرة في رمضان تعدل حجة» أو قال «حجة معي» .

11- ومن خصائص شهر رمضان: أنه سبب من أسباب تكفير الذنوب والخطايا، قال صلى الله عليه وسلم : «الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان الى رمضان مكفرات لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر» [مسلم].

12- ومن خصائص شهر رمضان: أن فيه صلاة التراويح، حيث يجتمع لها المسلمون رجالاً ونساءً في بيوت الله تعالى لأداء هذه الصلاة، ولا يجتمعون في غير شهر رمضان لأدائها.

13- ومن خصائص شهر رمضان: أن الأعمال فيه تضاعف عن غيره، فلما سئل صلى الله عليه وسلم أي الصدقة أفضل قال: «صدقة في رمضان» [الترمذي والبيهقي].

14- ومن خصائص شهر رمضان: أن الناس أجود ما يكونون في رمضان، وهذا واقع ملموس لنجده الآن، ففي الصحيحين عن بن عباس رضي الله عنهما قال: "كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان.. ".

15- ومن خصائص شهر رمضان: أنه ركن من أركان الاسلام، ولا يتم إسلام المرء إلا به، فمن جحد وجوبه فهو كافر، قال تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة:183]، وقال صلى الله عليه وسلم : «بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت الحرام» [متفق عليه].

16- ومن خصائص شهر رمضان: كثرة الخير وأهل الخير، واقبال الناس على المساجد جماعات وفرادى، مما لا نجده في غير هذا الشهر العظيم المبارك، وياله من أسف وحسرة وندامة أن نجد الإقبال الشديد على بيوت الله تعالى في رمضان أما في غير رمضان فإلى الله المشتكى. فبئس القوم الذين لا يعرفون الله إلا في رمضان.

فشهر هذه خصائصه وهذه هباته وعطاياه، ينبغي علينا معاشر المسلمين إستغلال فرصه وإستثمار أوقاته فيما يعود علينا بالنفع العميم من الرب العليم الحليم، فلا بد لنا من واجبات نحو هذا الشهر.


واجباتنا في شهر رمضان

1- أن ندرك أن الله أراد أن يمتحن إيماننا به سبحانه، ليعلم الصادق في الصيام من غير الصادق، فالله هو المطلع على ما تكنه الضمائر.

2- أن نصومه بنية فإنه لا أجر لمن صامه بلا نية.

3- أن لا نقطع يومنا الطويل في النوم.

4- أن نكثر فيه من قراءة القرآن الكريم.

5- أن نجدد التوبة مع الخالق سبحانه وتعالى.

6- أن لا نعمر لياليه بالسهر والسمر الذي لا فائدة منه.

7- أن نكثر فيه من الدعاء والإستغفار والتضرع إلى الله سبحانه.

8- أن نحافظ على الصلوات الخمس جماعة في بيوت الله تعالى.

9- أن تصوم وتمسك جميع الجوارح عما حرم الله عز وجل.

هذا- عباد الله- شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن، شهر القرب من الجنان والبعد عن النيران، فيا من ضيع عمره في غير الطاعة، يا من فرط في شهره، بل في دهره وأضاعه، يا من بضاعته التسويف والتفريط، وبئست البضاعة، يا من جعل خصمه القرآن وشهر رمضان، قل لي بربك كيف ترجو النجاة بمن جعلته خصمك وضدك، فرب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش، ورب قائم حظه من قيامه السهر والتعب، فكل قيام لا ينهي عن الفحشاء والمنكر لا يزيد صاحبه إلا بعد، وكل صيام لا يصان عن الحرام لا يورث صاحبه إلا مقتاً ورداً.

يا قوم.. أين نحن من قوم إذا سمعوا داعي الله أجابوا الدعوة، وإذا تليت عليهم آيات الله جلت قلوبهم جلوة، وإذا صاموا صامت منهم الألسن والأسماع والأبصار، أفما لنا فيهم أسوة؟ فنشكوا إلى الله أحوالنا، فرحماك ربنا أعمالنا، فلا إله إلا الله كم ضيعنا من أعمارنا، فكلما حسنت من الأقوال ساءت الأعمال، فأنت حسبنا وملاذنا.


يا نفس فاز الصالحون بالتقــى *** وأبصروا الحق وقلبي قد عمــــي

يا حسنـــهم والليل قــد جنهم *** ونورهـــــم يفوق نــــور الأنجــــم

ترنمــــوا بالذكــــر فــي ليلــهم *** فعيشــــهم قد طــــاب بالترنــــم

قلوبــــهم للذكــر قد تفرغـــــت *** دموعهـــم كالؤلــــــــؤ منـــــتظم

أسحارهم بهم لهم قد أشرقت *** وخلع الغــفران خــــير القســــم

ويحـــــــك يانــــفس ألا تيــــقظ *** ينــــفع قــــبل أن تــزل قدمــــي

مضـى الزمان في توان وهوى *** فاستدركي ما قد بقي واغتنمي

فالله الله أيها المسلمون بالتوبة النصوح والرجوع الحق الى الله تعالى، فرمضان فرصة لأهل (الدخان) ليبرهن لهم بالدليل القاطع أنهم يستطيعون تركه، ولكنهم إتبعوا الشيطان، وإلا فكيف بمن يصبر عن الدخان أكثر من خمس عشرة ساعة متواصلة، ألا يمكن لهذا أن يقلع عن هذا الأمر المحرم شرعاً، بلى والله، ولكنه الهوى والشهوات، فتوبوا إلى الله جميعاً أيها المؤمنون لعلكم تفلحون.

هذا ما يسر الله لي كتابته في هذا الموضوع، واسأل المولى جل وعلا أن يجعل هذه الكلمات خالصةً لوجهه سبحانه، وأن ينفعنا بها يوم العرض عليه، وأن يجعلها في موازين حسنات الجميع، إنه سميع قريب مجيب الدعاء. وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.