Tuesday, August 11, 2009

HARI BERLALU TANPA ARTI

Assalamualaikum wR wB

Kontribusi dari Akhrudianto

“Hiduplah semaumu, kamu pasti akan mati. Cintailah siapa saja yang kamu
suka, kamu sendiri akan menjauhinya. Berbuatlah sekendakmu, pasti
mendapatkan balasannya dan kamu sendiri yang bertanggung jawab”.
(Hr. Thabrani)

Sahabat, telah panjang perjalanan yang kita lalui, tak terhitung berapa
tempat telah kita singgahi, tak tergambar berapa jumlah hari-hari yang
telah terlewati dan tak dapat kita ketahui berapa desah napas yang
keluar dari mulut kita setiap hari. Sungguh, kalaulah bukan karena
anugerah dan limpahan kasih sayang Allah, tak mungkin kita mampu
melawati semua keindahan itu. Tetapi disekian begitu banyaknya orang
yang bersyukur, tidak kalah banyaknya orang yang kufur. Disekian
banyaknya orang yang taat, tidak kalah hebatnya orang-orang yang sesat
dan disekian banyaknya orang-orang yang merambah kejalan taubat, masih
terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat.

Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti;
hancurnya setiap kepongahan, leburnya tirani kesombongan bahkan
peristiwa kematian yang mengharukan. Namun semua kejadian itu tak jua
membuat kita bergerak untuk merenungkannya, sepertinya itu hanya
rangkaian tragedi hidup yang biasa; seperti drama panggung yang
dipertontonkan. Renungkanlah nasehat Imam Hasan Basyri: “Wahai anak
Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari-hari,
setiap kali hari berlalu akan berlalu pula bagian umurmu”.

Sahabat, para ahli bijak mengungkapkan; manakala manusia dibangkitkan
dari kubur dan dipaparkan apa yang telah di perbuatnya untuk diberikan
balasan, ahli surga akan dimasukan ke dalam surga dan ahli neraka akan
di masukan kedalam neraka. Saat itulah mereka yang di masukan kedalam
neraka berharap kalau-kalau mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk
berbuat baik, tetapi semua itu hanyalah kesia-siaan. Karena masa
berbuat kebaikan telah habis dan saat pembalasan telah datang. Sejalan
dengan ungkapan Allah lewat firman-Nya:

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka jahannam; mereka tidak di
binasakan sehingga mereka mati dan tidak )pula) diringankan dari mereka
azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan
mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rab kami, keluarkanlah kami
niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang
kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa
yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah
tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ?. Maka rasakanlah (azab
kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”.
(Al-Fathir:36- 37).
Apa yang dapat kita ambil dari sumber yang maha benar ini. Sebuah
peringatan dari yang maha benar, yaitu penyesalan dipenghujung hari,
tetapi tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan kita tak
lagi mungkin dapat kembali. Allah telah culup memberikan kesempat
kepada setiap manusia yang memungkinkannya melaksanakan apa yang telah
diwajibkan-Nya. Maka akibat dari kelalaian itu, hanya penyesalan yang
kita dapatkan, hanya kesengsaraan yang kita rasakan dan kesakitan yang
selalu kita dapatkan. Bertaubalah sebelum azal datang menjelang.

Sahabat, dalam pertukaran malam dan siang, ada pelajaran yang
seharusnya kita pikirkan, ada kebaikan yang mestinya selalu bertambah
dalam keseharian, dan ada kesadaran yang sejatinya semakin kita
perlihatkan. Sebab setiap bergulirnya hari, tetapi tak ada perbaikan
pada diri, berapa lamapun kita hidup semuanya tidak akan mempunyai
arti. Para ulama menganggap, suatu pengingkaran terhadap nikmat dan
pendurhakaan terhadap zaman, apabila hari berlalu tanpa dapat
dimanfaatkan untuk meraih kebaikan. Seorang penyair berkata: “Bila hari
berlalu dihadapanku, sedang aku tidak dapat mengambil petunjuk dan ilmu
darinya, maka ia bukanlah umurku”

Semoga Allah menjadikan kebaikan pada hari-hari yang terlewati,
menghadirkan kemudahan bagi jiwa untuk selalu mensucikan diri,
mengampuni setiap kelalaian yang kerap menyelimuti hati. Abu Bakr
Ash-Shiddiq ra selalu berdoa; ”Ya Allah, janganlah Engkau membiarkan
kami dalam kesengsaraan, dan janganlah engkau menyiksa kami karena
kelalaian, serta janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan
orang-orang yang lalai”.

No comments:

Post a Comment