Monday, August 24, 2009

Kisah Luqman Al-Hakim Dengan Perkataan Manusia

Assalamualaikum wR wB

Dari Kisah Teladan

Dalam sebuah riwayat diceritakan, pada suatu hari Luqman
Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya
mengikut dari belakang.

Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun
berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya
dibiarkan berjalan kaki."

Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari
himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu.

Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata
pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya enak enakan
menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."

Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik
ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya.

Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu
dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksa himar itu."

Oleh karena tidak suka mendengar perkataan orang, maka
Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang
berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak
dikenderai."

Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah,
Luqman Hakim telah menasehati anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka,
katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan
manusia.

Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil
pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja.

Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi
pertimbangannya dalam setiap mengambil tindakan."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai
anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir.

Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan
tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang
agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang
kemuliaan hatinya (kepribadiannya) , dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara
itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan
meringan-ringankann ya."

Sumber
Kisah kisah teladan

No comments:

Post a Comment