Tuesday, August 25, 2009

Keutamaan Bulan Ramadhan

Assalamualaikum Wr Wb
Bissmillahirrohmaan irrohiim

Kontribusi saudara Mujiarto Karuk

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, QS.
Al-Baqarah [2] : 183.

1.Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

“Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya
dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang
diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini
pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat;
juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan,
barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh
apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

2.Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa

Rasulullah bersabda:

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini. "
(HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).

Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari
Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pernah mendengar darinya."

3.Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam
bersabda:

"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan
kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka
sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu
berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih
dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini
para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada
bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya.' "(HR. Ahmad)'"

Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya ada
nash-Nash lain yang memperkuatnya.

Rahasia Puasa Ramadhan

Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada setiap
tahun merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita, betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.

Dr.Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima
rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan
kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan diantaranya :

a.Menguatkan Jiwa.

Dalam hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya, lalu
manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain.

Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha
untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.

Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” QS.Al-Jatsiyah [45] :23.

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang
membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh
derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya
mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan
oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi” (HR. Tirmidzi).

b.Mendidik Kemauan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang sungguh-sungguh dalam kebaikan,
meskipun untuk melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala.

Puasa yang baik akan membuat seseorang terus mempertahankan keinginannya yang baik,
meskipun peluang untuk menyimpang begitu besar.

Karena itu, Rasulullah Saw menyatakan: “Puasa itu setengah dari kesabaran”.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin
prima, kekuatan rohani yang prima akan membuat seseorang tidak akan lupa diri
meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar,
dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.

c.Menyehatkan Badan.

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa kesehatan jasmani, hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter atau ahli-ahli
kesehatan dunia yang membuat kita tidak perlu meragukannya lagi.

Mereka berkesimpulan bahwa pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan
dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga mesin harus
diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi perut kita memang harus dibagi
menjadi tiga, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk
udara.

d.Mengenal Nilai Kenikmatan.

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada
manusia, tapi banyak pula manusia yang tidak pandai mensyukurinya, dapat satu
tidak terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak terasa nikmat
karena menginginkan tiga dan begitulah seterusnya.

Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi tentang
kenikmatan yang sudah diperolehnya, tapi juga disuruh merasakan langsung betapa
besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita, hal ini karena baru
beberapa jam saja kita tidak makan dan minum sudah terasa betul penderitaan
yang kita alami, dan pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat
dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air.

Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai
bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah meskipun dari segi
jumlah memang sedikit dan kecil.

Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah
atau paling tidak dari segi rasanya, Allah berfirman yang artinya:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih QS.Ibrahim [14] :7.

e.Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain.

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya
penderitaan yang dirasakan orang lain, sebab pengalaman lapar dan haus yang
kita rasakan akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara
penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir.

Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan rasa solidaritas kita
kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami penderitaan yang hingga kini masih
belum teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di Ambon atau Maluku,
Aceh dan di berbagai wilayah lain di Tanah Air serta yang terjadi di berbagai
belahan dunia lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan
sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu, sebelum Ramadhan
berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat agar dengan demikian setahap
demi setahap kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang menderita.

Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan menderita, tapi
juga bagi kita yang mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran jiwa
kita yang berkaitan dengan harta seperti serakah dengan harta, kikir dan
sebagainya.

Allah berfirman yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk
mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “QS.At-Taubah [9] : 103.

Sambut Dengan Gembira.

Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting bagi kita, maka sudah
sepantasnyalah kalau kita harus menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan
penuh rasa gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita bisa
melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan meskipun sebenarnya ibadah
Ramadhan itu berat.

Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan Ramadhan tahun ini sebagai momentum untuk
mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat kearah pengokohan atau
pemantapan taqwa kepada Allah Swt,

Sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar,
kita tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang mengalami krisis,
krisis yang seharusnya diatasi dengan memantapkan iman dan taqwa, tapi malah
dengan menggunakan cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu pertentangan
dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan dari
Allah Swt.

Wassalam

Semoga bermanfaat untuk meningkatkan iman dan kwalitas iman kita semua.

No comments:

Post a Comment