Tuesday, October 13, 2009

Tiga jenis manusia dalam menghadapi Musibah

Kontribusi dari saudara Mujiarto K

Assalamualaikum Wr Wb

Bissmillahirrohmaan irrohiim

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati
Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. QS. Al-Isra’ (17) ayat
16.

“Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan sesudah
ada baginya orang-orang yang memberi peringatan”. Asy-Syuara (26) : 208

“Tidak ada (penduduk) suatu
negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka
apakah mereka akan beriman?“. QS.Al-Anbiya (21) ayat 6.

Dan
tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota
itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak
pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan
melakukan kelaliman. QS. Al-Qashash 28 ayat 59.

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di
sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang
supaya mereka kembali (bertobat). Al-Ahqaaf (46) ayat 27.

"Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) ,
melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya)
dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab
(Lohmahfuz)" . QS.Al-Isyra’ (17) ayat 58.

Musibah berasal dari kata ashaaba, yushiibu, mushiibatan yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu kaum baik berupa kesenangan maupun kesusahan, akan tetapi umumnya musibah selalu identik dengan kesusahan, padahal, kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya juga musibah juga.

Dan dengan musibah, Allah SWT hendak menguji, siapa yang paling baik amalnya.

''Sesungguhnya kami telah jadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, karena Kami hendak memberi cobaan kepada mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya.'' QS Al-Kahfi (18) : 7

Dan didalam Al-Qur'an juga dijelaskan bahwa ada tiga golongan manusia dalam menghadapi musibah.

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa
yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak
lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah
menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. QS. Al-An’am (6) : 125"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Qs. Al-Baqarah (2) ayat 156.

Pertama, orang yang menganggap bahwa musibah adalh sebagai hukuman dan azab
kepadanya, sehingga, dia selalu merasa sempit dada dan selalu mengeluh.

Kedua, orang yang menilai bahwa musibah adalah sebagai penghapus dosa, Ia tidak pernah menyerahkan apa - apa yang menimpanya kecuali kepada Allah SWT.

Ketiga, orang yang meyakini bahwa musibah adalah ladang peningkatan iman dan takwanya,Orang yang seperti ini selalu tenang serta percaya bahwa dengan musibah itu
Allah SWT menghendaki kebaikan bagi dirinya.

Dan Musibah yang ditimpakan kepada umat manusia ada dua macam. pertama,musibah dunia dan yang kedua, musibh akhirat.

Musibah dunia salah satunya ialah ketakutan, kelaparan, kematian, dan sebagainya
sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 155. ''Dan
pasti akan kami uji kalian dengan sesuatu dari ketakutan, dan kelaparan, dan
kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira bagi
orang-orang yang sabar.''

Adapun musibah akhirat adalah orang yang tidak punya amal saleh dalam hidupnya,
sehingga jauh dari pahala. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Orang yang terkena
musibah, bukanlah seperti yang kalian ketahui, tetapi orang yang terkena
musibah yaitu yang tidak memperoleh kebajikan (pahala) dalam hidupnya.''

Orang yang terkena musibah berupa kesusahan di dunia, jika ia hadapi dengan kesabaran, ikhtiar, dan tawakal kepada Allah SWT, hakikatnya ia tidak terkena musibah.Justru yang ia dapatkan adalah pahala.

Sebaliknya, musibah kesenangan selama hidupnya, jika ia tidak pandai mensyukurinya, maka itulah musibah yang sesungguhnya. karena, bukan pahala yang ia peroleh,
melainkan dosa dan siksa.

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman, ''Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, Aku tiada mengeluarkan hamba-Ku yang Aku inginkan kebaikan baginya dari kehidupan dunia, sehingga Aku tebus perbuatan-perbuatan dosanya
dengan penyakit pada tubuhnya, kerugian pada hartanya, kehilangan anaknya,
apabila masih ada dosa yang tersisa dijadikan ia merasa berat di saat sakaratul
maut, sehingga ia menjumpai Aku seperti bayi yang baru dilahirkan.' '

Kesimpulan musibah demi musibah yang kita hadapi selama ini, masih lebih baik apabila kita mau bertobat, dan musibah demi musibah yang kita lihat , kita rasakan dan kita
alami, bila kita hadapi dengan sabar, ikhlas dan tetap istikomah serta taubat
sebenar benarnya taubat dan juga kembali kepada baik hukum Allah yang telah
Allah SWT gariskan dan telah Allah tetapkan dalam Al-Qur'an serta bimbingan
yang telah Nabi Muhammad SAW contohkan untuk kita semua sesuai yang tertera
dalam hadits yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, pastilah kita akan
mendapat pahala serta petunjuk dan Insya Allah kita semua selamat baik dunia
sampai akhirat, semoga....

Aamiin
Yarobbal Alamiin

Marilah kita taubat sebenar benarnya taubat, agar musibah yang kita rasakan kita alami dan kita dengar, Allah ganti dengan keberkahan dan keridhoan serta kebahagian
baik dunia sampai akhirat.



Innalillahi
Wa Innaa Ilaihi Rojiuun.

Wassalamualaikum
Wr Wb.

No comments:

Post a Comment