Assalamualaikum wR wB
PAGI!!! LUAR BIASA!!!
Rasulullah saw telah bersabda tentang hati itu :
ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
Yang bermaksud :
“Ketahuilah bawaha didalam jasa ada segumpal (seketul) daging, jika baik dia, (maka) baiklah jasad keseluruhannya, dan jika rosak dia, (maka) rosaklah jasad keseluruhannya. Ketahuilah dia itulah “HATI”. (H.R. Bukhari Muslim)
Hati itu bagaikan sebuah antenna yang sangat sensitive, antenna yang sensitive akan menerima segala macam siaran yang sedang mengudara, sehingga semua siaran masuk kedalam radio yang sedang dihidupkan.
Begitu juga hati manusia itu ketika bangun dipagi hari dalam keadaan bersih atau baru “ON” kemudian seorang manusia berhadapan dengan perjuangan “hidup” yang bemacam ragamnya, sehingga hati tadi menerima sinyal yang berbeda-beda, setiap sinyal yang diterima telah memberi efek terhadap hati, hati yang pagi tadi keadaannya masih bersih kini dia sudah merekam berbagai-bagai problematika kehidupan sehingga dipetang hari hati itu mula calar dan ternoda.
Sinyal pada harinya itu ada yang menyenangkan sehingga hati seseorang itu menjadi gembira ada pula yang menyakitkan sehingga hatinya menjadi sedih, ada pula yang mengecewakan sehingga hatinya menjadi geram dan resah. Begitulah seterusnya kehidupannya bergulir penuh dengan sinyal-sinyal permasalahan baik ataupun buruk.
Hati itupun semakin tua, beriringan dengan usia orang yang membawanya, maka hati yang putih itu semakin bertambah runyam dan sekrang kelihatan berkarat, setiap hari hatinya semakin keras dan menghitam, karena tidak pernah disirami oleh sinar-sinar lembutnya “alunan” al-Quran, hatinya tidak disinari oleh belaian kasih sayang nabinya, hatinya tidak pernah diusahakan untuk di “defrag” kembali agar kehidupan esoknya dapat dengan tegar menerima sinyal yang berbagai rupa dan kerenahnya.
Hati itupun keras. Adakah ianya sekeras batu? Tidak ia tidak sekeras batu tetapi lebih keras lagi, apakah itu agaknya? Besikah yang lebih keras dari batu. Betul, hatinya telah menjadi keras lebih keras dari batu!!! Manakala batu-batu itu ada yang memancar darinya sungai-sungai, ada pula diantara batu-batu itu yang pecah kemudian mengalir pula darinya air, dan adapula yang runtuh karena takut kepada Allah swt . Maka berfirmanlah Allah swt didalam surah al-Bqarah mengenai hati manusia itu :
(ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ) (البقرة : 74 )
"Kemudian sesudah itu, hati kamu juga menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal di antara batu-batu itu ada Yang terpancar dan mengalir air sungai daripadanya; dan ada pula di antaranya Yang pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya; dan ada juga di antaranya Yang jatuh ke bawah kerana takut kepada Allah; sedang Allah tidak sekali-kali lalai daripada apa Yang kamu kerjakan". (Q.S. Al-Baqarah : 74)
Ternyata "sang hati" walaupun ia sangat sensitive ternyata lebih keras daripada batu-batu ditepian sungai, jika hatinya sudah mengeras seperti besi, ataupun lebih dari itu? Maka hati itu bagaikan tanah yang gersang dan tandus, hati itu menjadi tidak sensitive hati itu tidak dapat menerima kebenaran, hati itu tidak lagi dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dihatinya tidak lagi terbit perasaan kasih sayang, hatinya sudah tertutup dari pintu-pintu hidayah yang tebuka lebar. Bunga-bunga hikmah kehidupan yang harum baunya sungguh tidak dapat tumbuh dengan subur bahkan tidak dapat hidup padanya. Hatinya membesi, hatinya sakit, hatinya perlu obat.
Islam agama rahmatan lil alamiin, agama yang membawa rahmat bagi semesta alam. Allah swt telah menciptakan manusia dengan segala persiapan yang sempurna, karena hanya manusia saja yang dijadikan khalifahnya, dan sebagai seorang “wakil” Allah swt dimuka bumi dengan segala problematikanya, maka Allah swt menggenggam hatinya, dan Allah swt Maha Mengetahui tentang hati itu, hati yang senantiasa berhadapan dengan sepak terjang kehidupan, hati yang senantiasa bertukar rasa, hati yang cenderung untuk menjadi resah dan berkarat.
Demi melihat kondisi hati manusia yang sangat komplek itu, maka Allah swt punya cara tersendiri bagaimana mengembalikan kemurnian hati manusia agar ia dapat menerima kembali sinyal dengan sempurna sebagaimana fitrahnya diciptakan dahulu kala, maka Allah swt memberikan obat-obat untuk menjaga kebugaran hati itu, sebagaimana yang diperintahkan didalam al-Quran dan sunnah rasluNya.
Pertama : Menunaikan solat lima waktu. Dengan solat lima waktu maka hati kita akan tertata rapi, jika hati sudah tertata rapi, maka pandangan kita akan menjadi baik, pendengaran akan menjadi baik, perkataan akan menjadi baik, pemikiran akan menjadi baik dan perbuatan akan menjadi baik. Demikianlah yang diceritakan oleh Allah swt kepada kita didalam surah al-Nahl ayat ke 90 dan surah al-Ankabut ayat ke 45. Akan lebih besar kesan atau efeknya jika solat itu dikerjakan secara berjamaah sebagaiman perintah Allah swt war ka’uu maarraki’iina “dan rukuklah kamu semua bersama orang-orang yang rukuk” (Q.S. al-Baqarah : 42) demikian pula sang Rasul mulia bersabda : “Solat berjamaah lebih afdhal dari solat bersendirian sebanyak 25 derajat” (H.R. Bukhari)
Kedua : Gemar bersedekah. Dengan bersedekah maka hilanglah perasaan pelit bin kedekut dari hatinya, gemar bersedekah pula bertambah berkah hartanya, suka bersedekah akan bertambah hartanya. Demikianlah janji Allah swt didalam quranNya : “Bandingan (derma) orang-orang Yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih Yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa Yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi meliputi ilmu pengetahuanNya”. (Q.S. al-Baqarah : 261).
Jika dermawan kita, maka banyak pintu kebaikan yang terbuka, namun jika pelit dan kedekut kita, kawan-kawan dan saudaramara-pun tinggalkan kita.
Ketiga : Membaca al-Quran. Rasulullah saw bersabda didalam sebuah hadis yang bermaksud : “Sesungguhnya hati itu boleh menjadi keras seperti kerasnya besi” maka dikatakan kepada beliau : wahai Rasulullah saw dan apa obatnya? Maka beliau berkata : “Membaca al-Quran dan ingat mati”. Orang yang membaca al-Quran dan tidak memahami maknanya, janganlah bersedih hati dan jangan pula beranggapan itu merupakan perbuatan sia-sia karena Allah swt tidak akan menyia-nyiakan amal solehnya demikianlah Allah swt menghibur hati kita seperti yang telah dijelaskan olehnya didalam firmanNya : “Dan sesungguhnya Allah swt tidak akan mempersia-siakan amalan orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Ali Imran : 171, Al-Taubah : 170, Hud : 115 dan Yusuf : 90). Manakala orang-orang yang membaca al-Quran seraya dia memahami maknanya, maka renungkanlah janji-janji Allah swt, renungkan keindahan surga-surgaNya, bayangkan pahit azab nerakanya. Maka dengan cara demikian hati itu akan menjadi lembut, jika hati sudah lembut maka ia bagaikan lahan yang subur yang tumbuh padanya segala macam pohon-pohon yang berwarna-warni bunganya dan semerbak mengharum bunga-bungaannya. Adapun cara yang paling diridhai oleh Allah swt didalam membaca al-Quran, hendaklah seseorang itu membacanya dengan tartil ataupun perlahan sambil mentadabburkan bacaan yang sedang dibaca olehnya. Demikianlah Allah swt memerintahkan didalam firmanNya : dan bacalah Al-Quran Dengan "Tartil". (Q.S. Al-Muzammil : 4)
Keempat : Mengingat kematian. Jika dihadapkan kepada kematian, maka hati yang keras akan menjadi lembut. Berapa ramai manusia yang tadinya mata mereka itu bersinar-sinar dan angkuh? Berapa ramai manusia yang tadinya sangat berambisi dalam mengejar cita-cita? Berapa ramai manusia tadinya merancang plan-plan kejayaan dunianya? Namun ketika datang malaikat maut kepadanya, maka dimanakah letaknya mata yang bersinar-sinar itu? Maka dimanakah ambisi yang besar itu? Maka dimanakah rancangan plan-plan itu? Dimana semua itu? Yang ada sekarang hanya tubuh kaku dan tidak berdaya, bahkan mata itu menjadi sayu, pandangannya menjadi kosong, pandangannya terkadang menggambarkan kekecewaan, tetapi apa yang dikecewakan? Tubuhnya yang dahulunya gagah itu, tubuhnya yang dahulu menggoda itu sekarang tidak lagi laku. Dia tidak lama lagi akan masuk kedalam tanah dan akan menjadi santapan lezat binatang-binatang didalam tanah, melainkan mereka yang Allah swt jaga jasad kasarnya. Duhai tubuh itu, duhai cita-cita itu, duhai dunia, dimana sekarang dikau berada?
Kelima : Memperbanyak muhasabah diri atau menghitung amalan-amalan sepanjang hari. Orang yang senantiasa bermuhasabah akan menyadari kemana telah melangkah kakinya, apa yang telah disentuh oleh tangannya dan apa yang telah dimakan olehnya. Jika kita senantiasa bermuhasabah diri, maka hati ini akan menjadi hidup, dapat merasa. Dia dapat bersinar kemudian menerangi jalan hidup pemiliknya. Hatinya menjadi lentera penerang didalam melalui gelapnya celah-celah kehidupan yang pengap dan kelam. Adapun waktu yang paling baik untuk bermuhasabah adalah sebelah malam, karena saat inilah manusia lebih bersedia untuk melihat kedalam dirinya.
Keenam : Berpuasa. Jika berpuasa seorang hamba, maka bersih hatinya. Jika bersih hatinya maka tidak susah baginya untuk menerima ilmu dan kebenaran. Namun jika kotor hati manusia itu, bebal jadinya dan gelap pandangannya, jika sudah gelap pandangannya maka kemana arah melangkahnya?
Ketujuh : Lihatlah orang-orang yang lebih rendah dari kita. Rasulullah saw bersabda didalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra :
عن أبي هريرة : عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ( إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه(
Yang bermaksud :
“Daripada Abu Hurairah ra : Rasulullah saw telah bersabda : “Jika seorang darimu melihat kepada orang yang dilebihkan keatasnya dalam harta dan ciptaan, maka hendaklah dia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya”. (H.R. Bukhari Muslim)
Penjelasan hadis : Jika kita melihat mereka yang dilebihkan dalam harta, maka jangan kita berkecil hati, ataupun jika kita melihat mereka lebih cantik, lebih handsome, lebih gagah, lebih tinggi, lebih putih dan mulus kulitnya, lebih mancung hidungnya, lebih lentik bulu matanya, lebih tebal alis matanya, lebih lurus berderai rambutnya, jangan mengatakan Allah tidak adil.
Palingkan pandangan kita kepada mereka yang lebih miskin dari kita, dalam artian jika mereka memiliki kereta atau mobil lebih mewah dari kita punya, maka bersyukurkalah karena tetangga kita tidak dapat membeli kereta yang buruk sekali-pun, jika kita hanya memiliki motosikal, maka jangan berkecil hati karena ternyata tetangga kita kemana-mana pergi naik bas, jika tidak memiliki kendaraan, maka janganlah berkecil hati karena ternyata tetangga kita tidak dapat berjalan disebabkan kakinya diamputasi ataupun terkena lumpuh.
Mereka kurang cantik, kurang handsome, kurang gagah, kurang tinggi, kurang putih mulus kulit, kurang mancung hidung, kurang lentik bulu mata, kurang tebal alis mata, tidak lurus rambutnya (kribo) bersyukurlah karena saudara masih menjadi hamba Allah swt dan bukan hamba nafsu.
Lihatlah mereka yang kurang darimu niscaya tentram jiwamu, namun jika kamu melihat orang-orang yang lebih darimu, maka akan dikhawatirkan hatimu menjadi rosak dan tidak dapat mensyukuri apa yang dikau dapat.
Kedelapan : Mengasihi orang dhaif dan anak yatim. Jika saudara sudah memiliki ketujuh obat diatas, maka agar lebih mujarab, manjur dan lebih berkesan kepada kesehatan hati, maka sempatkanlah diri saudara untuk melihat mereka yang dhaif. Renungkanlah wahai saudara bagaimana sang bayi menangis meminta-minta makan dari ibunya? Lihatlah wahai saudara bagaimana seorang buta yang tercari-cari jalan? Perhatikanlah bagaimana orang-orang miskin itu berebut sedikit makanan? Amat-amatilah wahai saudara bagaimana seorang ibu kebingungan karena tidak dapat membeli makan bayinya? Pikir-pikirkanlah wahai saudara bagaimana keadaan seorang ayah yang tidak lagi mampu berusaha untuk membesarkan anak-anaknya? Dan bayangkanlah wahai saudara, bagaimana keadaan anak-anak yatim yang tidak sempat merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Maka jika kita masih lagi merasakan desakan-desakan hiba didalam jiwa, insya Allah hati kita masih sehat sempurna.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan saat ini semoga kita yang masih diberikan kesempatan ini (hidup) dapat menambahkan amal dan memperbaiki segala kekurangan.
Masyhuri Masud
IIUM (MIRKH Quran Sunnah)
tima kacih kerana berkongsi
ReplyDelete